Jordania, Siaran Indonesia – Relawan dari Indonesia Eko Sulistio yang saat ini berada di Jordania mengungkapkan, fasilitas kesehatan di Gaza kini sudah tidak ada lagi yang berfungsi lantaran dihancurkan oleh Zionis Israel. Akibatnya banyak korban perang dilarikan ke Jordania.
“Saat ini banyak warga Palestina harus dilarikan ke Jordania untuk mendapat perawatan medis karena fasilitas kesehatan di Gaza sudah tidak berfungsi dirusak oleh Zionis Israel,” ujar Eko dalam keterangan resminya, Rabu (17/7).
Baca juga: Relawan Eko Sulistio Kirim Bantuan 700 Hewan Kurban untuk Pengungsi Somalia
Baca juga: Eko Sulistio Gabung dengan Relawan Internasional Bantu Bencana Kelaparan Afrika
Eko menyebut Jordania saat ini menjadi satu-satunya negara yang menjadi pintu masuk untuk mendistribusikan bantuan kemanusiaan ke Gaza Palestina. Pasalnya pintu-pintu perbatasan lain, seperti di Rafah, Mesir saat ini sudah ditutup oleh tentara Israel.
Ia mengungkapkan, bantuan kemanusiaan terpusat menjadi dua, yakni untuk para pengungsi Palestina yang berada di Jordania, dan untuk warga Gaza yang didistribusikan melalui jalur darat, melalui Jordania.
Bantuan ke Gaza Palestina disebut melalui pintu perbatasan King Hussein Bridge di Perbatasan Tepi Barat WestBank, Jordania dengan Palestina lalu menuju Kareem Shalom untuk selanjutnya menuju Gaza Palestina. “Untuk bisa sampai sana sangatlah tidak mudah, karena mendapat penjagaan super ketat,” ujar Eko yang saat ini berada di Jordania.
Baca juga: Ada 4,5 Juta Pengungsi Palestina di Jordania, Relawan Indonesia Gencar Kirim Bantuan
Dengan keterbatasan jangkauan dan resiko keamanan yang dihadapi, Eko sampai saat ini masih fokus untuk mendistribusikan bantuan kepada para pengungsi Palestina di Jordania. Perangan yang belum usai, menyebabkan semakin banyak pengungsi Palestina di Jordania. Bahkan negara ini menjadi tempat paling banyak menampung pengungsi Palestina.
“Saat tidak ada lagi fasilitas kesehatan yang berfungsi di Gaza, puluhan ribu orang kehilangan nyawa dan terluka, rumah-rumah hancur, mereka harus segera dievakuasi ke tempat yang lebih aman, dan Jordania menjadi tempat berlindung warga Palestina dari kekejaman zionis Israel yang terus melancarkan serangan, membunuh warga sipil yang tak berdosa,” ucapnya.
Eko khawatir gelombang pengungsi akan semakin banyak mengingat peperangan belum juga usai. Banyak warga Palestina yang mendapat perawatan medis di Jordania. Ia pun merasa bantuan yang diberikan tidak sebanding dengan jumlah pengungsi yang begitu banyak.
“Alhamdulillah kita bersyukur disaat bantuan kemanusiaan Internasional yang dikelola UNRWA dihentikan, kita dari Indonesia sampai saat ini masih bisa memberikan bantuan untuk warga Palestina melalui Yayasan Islamadina Bayana dan Laznas Bakrie Amanah, serta bantuan yang bersifat pribadi,” ujarnya.
Di Jordania, Eko fokus mendistribusikan bantuan di sejumlah kamp pengungsian, yakni di Kamp pengungsian Palestina di Muqobalyn, Irbid, Mahatoh dan Kamp Sukhnah Zarqo. Di sana terdapat ribuan warga Palestina yang mengungsi dan membutuhkan banyak pertolongan.
Adapun bantuan yang diberikan yakni, tepung terigu 24 ton, beras 10 ton, gula 7 ton, susu bubuk 2 ton, garam 2 ton, kacang-kacangan 12 ton, daging kaleng 2800 kaleng, ikan tuna 1500 kaleng, 1000 paket makanan siap saji, 5000 paket makanan anak dan balita, 500 paket mainan anak, dan bantuan tunai.
“Proses pendistribusian dilaksanakan bulan Juli ini selama satu bulan,” tuturnya