Somalia, Siaran Indonesia – Berpindah dari satu negara ke negara lain, Relawan dari Indonesia, Eko Sulistio terus menebar kebaikan dengan mengirim bantuan untuk warga yang membutuhkan.
Setelah sebelumnya tiba dari Jordania untuk mengirim bantuan ke warga Palestina kini Eko berpindah lagi ke Somalia untuk menyalurkan bantuan hewan kurban. Eko lebih dulu ke Sumatera Barat guna ikut membantu masyarakat korban banjir bandang.
Untuk di Somalia, pada tahun ini, Eko menyalurkan ratusan hewan kurban berupa 500 ekor kambing, dan 200 ekor sapi. Somalia masih menjadi negara termiskin di dunia, dimana di sana lebih dari dua juta warganya hidup di bawah garis kemiskinan dan berada di tempat pengungsian.
“Puji syukur Alhamdulillah setiap tahun kami bisa kembali datang ke Somalia untuk menyalurkan bantuan hewan kurban dari masyarakat Indonesia. Kali ini ada 500 kambing dan 200 ekor sapi yang kita berikan,” ujar Eko dalam keterangan tertulisnya, Jumat 28 Juni 2024.
Eko menututkan, banyak warga Somalia mengalami bencana kelaparan dan kekeringan, serta perang saudara yang perlu mendapat uluran tangan dari para negara donor. Mereka berada di tempat pengungsian Mogadishu, yakni di Kamp Banadir, Alhusein, dan Garisbella, Mogadishu, Somalia.
“Bantuan kemanusiaan Program Kurban menjadi satu alternatif tambahan pemenuhan gizi bahan makanan bagi para pengungsi di Mogadishu, karena di sana terdapat dua juta lebih orang hidup kelaparan,” ucapnya.
Menurutnya, berdasarkan data PBB, Mogadishu sebagai tempat pengungsian terburuk di dunia. Pasalnya mereka hanya hidup di gubuk yang terbuat dari potongan kain dengan lebar tiga meter, beralasan tanah, dan tanpa listrik.
Selain hewan kurban, Eko juga menyalurkan bahan makanan untuk anggota keluarga, yakni 1.500 paket bahan makanan, 5.000 makanan siap saji, dan 5.000 paket makanan untuk anak-anak dan Balita. Bantuan diberikan dari 15-27 Juni 2024.
Eko menuturkan, bantuan kemanusiaan datang dari berbagai lembaga kemanusiaan international Germany, Malaysia, Turkey, UK, Brunei, Singapore, ArabSaudi, Uni Emirates Arab, Qatar dan lain sebagainnya.
Termasuk bantuan dari Indonesia melalui lembaga kemanusiaan DT Peduli, Al Ummahat Peduli, Infaqu, Siaga Peduli, As Sunnah Peduli Sangatta, Yayasan Wiis Suloharjo, Yayasan SPAI, Yayasan SCK dan bantuan yang bersifat pribadi.
Eko juga mengungkapkan, beberapa kendala dalam memberikan bantuan. Misalnya kondisi keamanan yang belum stabil, masyarakat sipil banyak yang memegang senjata, banyak cek point, atau pos penjagaan dari dari para milisi. Kemudian terbatasnya bantuan yang tidak sebanding dengan jumlah pengungsi.