JAKARTA, SiaranIndonesia.com – Santri Mengabdi Indonesia mengapresiasi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo atas kebijaksanaannya dalam menyikapi polemik yang melibatkan band Sukatani. Menurut Ketua Santri Mengabdi, Gus Wahyu NH. Aly, lagu yang dibawakan oleh band Sukatani masih bersifat umum dan tidak secara spesifik menyebutkan institusi kepolisian Indonesia. Bisa saja lagu tersebut merujuk pada polisi di negara lain. Meskipun demikian, sikap bijak yang diambil oleh Kapolri patut diapresiasi karena menunjukkan kedewasaan dalam merespons kritik yang beredar di masyarakat.
Dalam berbagai institusi, termasuk kepolisian, kesempurnaan adalah hal yang sulit dicapai. Setiap lembaga pasti memiliki kekurangan, baik yang disebabkan oleh faktor sumber daya manusia, sistem, maupun tantangan eksternal. Namun, yang lebih penting adalah bagaimana institusi tersebut merespons kritik dan terus berusaha melakukan perbaikan. Sikap Kapolri yang tidak reaktif terhadap lagu tersebut menjadi contoh bahwa kepolisian tetap terbuka terhadap berbagai pandangan yang muncul di masyarakat.
Santri Mengabdi menilai bahwa dalam era demokrasi, kritik terhadap lembaga negara adalah hal yang wajar. Kritik yang membangun seharusnya menjadi bahan introspeksi bagi institusi yang dikritik. Kepolisian sebagai lembaga yang berperan dalam menegakkan hukum dan menjaga ketertiban publik tentu memiliki tanggung jawab untuk terus memperbaiki diri. Oleh karena itu, keterbukaan terhadap kritik merupakan langkah positif dalam membangun citra kepolisian yang lebih baik.
Di sisi lain, Santri Mengabdi juga mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam menanggapi berbagai isu yang berkembang. Tidak semua kritik memiliki tujuan yang negatif. Ada kritik yang bertujuan untuk membangun dan memperbaiki. Oleh karena itu, masyarakat harus dapat memilah kritik yang bersifat konstruktif dari yang hanya bertujuan untuk menyerang institusi tertentu.
Dalam konteks kebebasan berekspresi, seni dan musik sering kali menjadi sarana bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dan kritik sosial. Hal ini merupakan bagian dari hak demokrasi yang harus dihormati. Namun, kebebasan berekspresi juga harus diimbangi dengan tanggung jawab agar tidak menimbulkan kesalahpahaman yang bisa berujung pada perpecahan di masyarakat.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo telah menunjukkan bahwa kepolisian dapat bersikap dewasa dalam menghadapi kritik. Tidak hanya itu, sebagai bentuk pendekatan positif, Kapolri juga mengajak band Sukatani untuk menjadi duta polisi.
Keputusan untuk tidak bertindak reaktif dan lebih mengedepankan komunikasi yang baik menunjukkan bahwa kepolisian memahami pentingnya menjaga hubungan yang harmonis dengan masyarakat.
“Ini adalah langkah luar biasa yang menunjukkan bahwa kepolisian ingin lebih dekat dengan masyarakat, khususnya seniman dan musisi,” kata Gus Wahyu, Minggu, (23/02/25).
Lebih lanjut, Santri Mengabdi berharap agar sikap yang ditunjukkan oleh Kapolri dapat menjadi contoh bagi aparat di berbagai tingkatan. Respons yang bijak dan proporsional terhadap kritik akan membantu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kepolisian. Jika kepercayaan masyarakat meningkat, maka kerja sama antara kepolisian dan masyarakat dalam menciptakan keamanan dan ketertiban juga akan semakin kuat.
Selain itu, penting bagi seluruh elemen masyarakat, termasuk para musisi dan seniman, untuk lebih memahami dampak dari karya yang mereka hasilkan. Seni memang bersifat bebas, tetapi tetap harus mempertimbangkan norma sosial dan etika yang berlaku di masyarakat. Dengan demikian, ekspresi seni dapat tetap berjalan tanpa menimbulkan polemik yang tidak perlu.
Ke depan, Santri Mengabdi berharap agar kepolisian terus melakukan pembenahan internal guna meningkatkan profesionalisme dan integritas. Dengan demikian, kritik yang muncul tidak hanya ditanggapi dengan kebijaksanaan, tetapi juga diiringi dengan langkah nyata dalam memperbaiki berbagai kekurangan yang ada.
Dengan demikian, lanjut Gus Wahyu, sikap Kapolri dalam menyikapi polemik band Sukatani menunjukkan bahwa kepolisian semakin matang dalam menghadapi dinamika sosial. Respons yang bijak dan tidak reaktif merupakan bukti bahwa kepolisian memahami pentingnya demokrasi dan kebebasan berekspresi. Santri Mengabdi mengapresiasi langkah ini dan berharap agar kepolisian terus menjaga hubungan yang harmonis dengan masyarakat demi terciptanya keamanan dan ketertiban yang lebih baik di Indonesia.