Perpekstif Pendidikan PAUD Tentang Maskulinitas dan Lelaki di PAUD

- Jurnalis

Senin, 28 Juni 2021 - 04:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Oleh: Nur Imam Mahdi

Pemilihan tenaga pendidik merupakan salah satu elemen penting dalam sistem pendidikan. Sejatinya, kualitas pendidik diyakini menjadi faktor mendasar dalam kesuksesan akademik dan perkembangan peserta didik. Para pendidik bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan sesuai dengan target pendidikan dan peserta didik. Para guru diharuskan memiliki kriteria tertentu seperti hard skill dan soft skill yang mumpuni agar mampu beradaptasi dengan sistem pendidikan yang dinamis. Sehingga dalam proses seleksinya diperlukan pertimbangan ketat demi terwujudnya tuntutan pendidikan yang diharapkan.

Dalam pemilihan guru jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), sering sekali lebih kompleks dari pemilihan guru untuk jenjang diatasnya. Hal ini dikarenakan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mengutamakan pemahaman, pembinaan dan pengembangan potensi anak pada usianya; yakni dengan tidak terlalu berfokus pada kognitif, melainkan motoris anak melalui ekplorasi dan stimulus atau yang sering disebut masa peka anak yang diterima melalui panca indera. Kegiatan pembelajaran anak usia dini memprioritaskan bermain sambil belajar dan belajar sambil bermain. Naluri alami anak dalam bermain membantu mereka memahami suatu hal secara detail yang spontan mengembangkan kemampuan dan pengetahuannya. Dengan demikian, terwujudnya stigma masyarakat bahwa guru yang mampu memenuhi kebutuhan akademis tersebut adalah guru yang berkemampuan untuk menunjukkan afeksinya secara penuh.

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) secara umun dikenal sebagai profesi feminis yang pendidik jenjang ini didominasi oleh perempuan. Kesetaraan antara guru laki-laki dan perempuan dalam suatu instansi sangatlah penting karena setiap gender memiliki peran dan kemampuannya masing-masing dalam mendidik. Namun pada kenyataannya terjadi ketidaksetaraan gender, khususnya laki-laki sebagai guru PAUD dan ini bukanlah fenomena yang baru. Fenomena itu tentunya tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga secara global. Khususnya kasus di Indonesia, berdasarkan data statistik tenaga pendidik Sorong, hanya ada 4 % laki-laki yang ikut andil dalam PAUD sedangkan 96 %pendidik adalah perempuan. Hal ini membuktikan Pendidikan Anak Usia Dini benar-benar dikuasai oleh perempuan.

Fenomena ini terjadi karena banyaknya perspektif negatif yang beredar dimasyarakat. Laki-laki dianggap kurang mampu dalam mengatasi dan memenuhi tuntutan pendidikan anak usia dini. Menurut Sum & Talu bahwa perempuan lebih mampu mengasuh anak karena mereka memiliki kesabaran yang lebih baik dan mampu menunjukkan perhatiannya dibandingkan laki-laki. Mereka menambahkan bahwa telah menjadi kodrat perempuan bertugas mendidik, dan mengasuh anak dan laki-laki mestinya bertugas mencari nafkah. Kemudian stereotip maskulin yang melekat pada laki-laki selalu terkait dengan perilaku tidak wajar, seperti kekerasan, keberanian, kekuatan fisik, dan ketidak mampuan menunjukkan afeksi atau emosi. Misalnya laki-laki dinilai tidak maskulin jika menangis karena dianggap lemah dan tidak rasional. Itu semua menambah rasa khawatir orang tua terhadap kasus anak diasuh oleh guru laki-laki karena akan berdampak negatif. Perspektif masyarakat melalui beberapa penelitian tersebut dapat dikatakan masih dipengaruhi stereotip tradisional dan budaya.

Namun dalam sebuah penelitian terkait maskulinitas dan pembahasan laki-laki sebagai guru PAUD menyatakan bahwa perbedaan gender guru sangat penting bagi keberhasilan pendidikan anak. Anak-anak dianggap telah mampu bertindak sesuai peran gender dimana mereka mulai belajar, memahami, dan menerapkan peran yang dianggap sesuai untuk dirinya. Pengetahuan tentang jenis kelamin sangat krusial bagi perkembangan jati diri anak dimasa depan sehingga dibutuhkan sosok guru laki-laki dalam jenjang terkait. Tambah Ahmad, dkk., menyatakan bahwa keberadaan laki-laki dalam pendidikan anak usia dini dapat memberikan anak pengalaman berbeda dan pendidikan lebih lengkap seperti dengan menghadirkan figur seorang ayah dan ibu dengan ketegasan, perhatian, keperdulian dan keamanan layaknya keluarga.

Dari paparan diatas membahas konsep maskulinitas dan keseuaian laki-laki sebagai pendidik dalam Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan mencoba untuk mengungkap sederetan tantangan laki-laki saat bergabung dalam pendidikan jenjang tersebut sehingga nantinya menyembatani resolusi dan dampak prediktif maskulinitas pendidik laki-laki terhadap siswa.

Komentar Facebook

Berita Terkait

Jalan Sepi Dasco
Ngerahul 6
Ingin Rumah Aman saat Ditinggal Mudik? Ini Tipsnya
Ingin Menghindari Lemak Saat Lebaran? Berikut Beberapa Resep Menu Lebaran Tanpa Santan
Tidak Sanggup Ibadah Berat? Ini 5 Amalan Ringan Ramadhan Berpahala Besar 
Ketupat Makanan Khas Indonesia saat Lebaran, Ini Makna Ketupat Lebaran dan Bara Buat
Gunung bergerak seperti awan, Kok Bisa? ini Penjelasannya dalam Al-Qur’an dan Sains
Agar Ramadhan sang Buah hati lebih berkualitas, ini Beberapa Ide Kegiatan Ramadhan yang Cocok Untuk Anak 

Berita Terkait

Minggu, 13 Oktober 2024 - 12:36 WIB

Pemkot Depok Hanya Berikan Janji Omong Kosong, Atlet Skateboard Sampaikan Keluh Kesah ke Supian Suri

Minggu, 13 Oktober 2024 - 09:18 WIB

Relawan GASS D1 Gelar Ngulik Calon Pemimpin, Ajak Gen Z Anti Golput dan menangkan Supian Suri-Chandra Rahmansyah

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 23:00 WIB

Benih Garuda Nusantara dan BP2MI Jalin Kerja Sama, Tingkatkan Kesadaran Pekerja Migran

Sabtu, 12 Oktober 2024 - 17:38 WIB

Jaminan Kerja Sebelum Lulus Kuliah “Janji” Ketua STMIK Tazkia Bogor saat gelar Gelar MPLK dan Kuliah Perdana

Jumat, 11 Oktober 2024 - 22:25 WIB

Primago Consulting Adakan Workshop Cara Unik Promosi Sekolah “Tips Efektif Strategi Promosi Bagi Sekolah” Tahun 2024

Jumat, 11 Oktober 2024 - 22:14 WIB

Pasangan Sahadi dan Momon Ingin Pendidikan di Kutai Barat Berkualitas

Jumat, 11 Oktober 2024 - 08:03 WIB

Moment 10.10” Open Casting Film “Selasar Maya” Digelar di SMAN 1 Tiga Binanga

Jumat, 11 Oktober 2024 - 07:24 WIB

Prabowo Ingatkan Keadaan Global Sedang Rawan: Ada Pemimpin Dunia yang Tak Arif

Berita Terbaru

Daerah

Barisan Alumni HMI Kebumen Beri Dukungan untuk Arif-Rista

Minggu, 13 Okt 2024 - 08:07 WIB