Jordania, Siaran Indonesia– Lembaga kemanusiaan dari Indonesia dan luar negeri terus mengencarkan bantuan kemanusiaan untuk rakyat Palestina yang mengungsi di berbatasan Jordania, mengingat eskalasi pemerangan antara Zionis Israel dengan Hamas terus meningkat.
Hal ini ditambah konflik yang semakin meluas, yakni antara Israel dengan Pasukan Hizbullah dan juga Iran, serta pasukan Houthi di Yaman. Kondisi ini membuat wilayah di Timur Tengah semakin tidak aman, dan menjadi ladang peperangan yang banyak memakan korban.
Baca juga: Relawan Eko Sulistio Kirim Bantuan 700 Hewan Kurban untuk Pengungsi Somalia
Baca juga: Eko Sulistio Gabung dengan Relawan Internasional Bantu Bencana Kelaparan Afrika
Atas dasar itu, relawan kemanusiaan dari Indonesia Eko Sulistio kembali mendatangi Jordania mendistribusikan bantuan untuk rakyat Palestina. Program bantuan ini berlangsung dari 20-30 September 2024 dengan melibatkan mahasiswa Indonesia di Jordan, dan relawan dari luar negeri.
“Selain mendistribusiakan bantuan di kamp-kamp pengungsian di wilayah perbatasan Jordania, kita juga mengirim bantuan ke Gaza melalui jalur darat melewati pintu perbatasan King Hussein Bridge di perbatasan Tepi Barat WestBank Jordania dengan Palestina lalu menuju Zikiem Border untuk selanjutnya menuju Gaza Palestina,” ujar Eko, Selasa (8/10).
Adapun kamp-kamp pengungsian yang mendapat bantuan yakni di kamp Muqobalyn, AlSuknah, dan di Kamp Gaza Jordania. Bantuan datang dari berbagai Lembaga Kemanusiaan, yaitu Relawan Nusantara, Masjid Nusantara, Sharing Happiness, dan Siaga Peduli, serta bantuan yang bersifat pribadi.
Baca juga: Siswa SMAN 3 Jakarta Bangun 2 Sekolah Darurat dan 13 Shelter di Lokasi Gempa Cianjur
Baca juga: Rumah Sakit di Gaza Tak Berfungsi, Korban Perang Dilarikan ke Jordania
Di sana, Eko mendistribusikan bantuan berupa paket bahan pangan keluarga sebanyak 1536 Box. Tepung terigu 24 ton, beras 10 ton, gula 7 ton, susu bubuk 2 ton, garam 2 ton, kacang-kacangan 12 ton, daging kaleng 2800 pack, ikan tuna 3000 kaleng, paket makanan siap saji 1500 paket, paket makanan anak dam balita 10.000 paket, dan selimut 500 lembar.
Mengapa Lewat Jordania.
Eko menjelaskan, bantuan dipusatkan di Jordania karena pintu perbatasan Rafah, Mesir ditutup yang menuju ke arah Gaza. Akses jalan melalui mesir juga sudah rusak parah, tidak bisa dilewati. Perbatasan Jordana menjadi satu-satunya jalur darat yang masih dibuka.
Eko menyebut sudah tidak ada lagi rumah sakit yang berfungsi di Gaza, Palestina. Sehingga seluruh korban dilarikan ke Jordania. Hal ini diperparah dengan dihentikannya bantuan kemanusiaan dari lembaga Internasional yang dikelola UNRWA.
“Untuk bantuan ke Gaza kita menggunakan kontrainer-kontrainer dan bergabung dengan bantuan-bantuan international seperti dari UN, WFP, Turkey, UK, Community Muslim USA, Community Muslim South Africa, Pakistan, Malaysia, Bosnia, Germany, Netherlands dll,” ucapnya.
Eko menyebut wilayah penyerangan tentara Zionis Israel kink semakin meluas, bukan hanya di Gaza tapi juga Tepi Barat, yakni di Hebron, Ramallah, Tulkarem, Jenin, Jerusalem, Bethlehem, serta meluas hingga ke Lebanon. “Ini terbukti sudah lebih dari 1000 jiwa melayang di Tepi Barat dan Lebanon Selatan,” ucapnya.
Kondisi ini kata Eko, membuat para pengungsi semakin banyak, sementara jumlahnya tak sebanding dengan jumlah bantuan yang ada. (Al)