Siaranindonesia.com, Salatiga – Seminar Nasional bertema “Deep Learning dalam Pembelajaran di Sekolah” diselenggarakan oleh Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Salatiga, Rabu (8/10), bertempat di Aula Lantai 3 Gedung FTIK UIN Salatiga. Kegiatan ini terselenggaran atas kerja sama dengan Yayasan Cendekia Muda Madani (AMADA).
Seminar ini menghadirkan tiga narasumber utama, yaitu Prof. Winarno (Ketua Prodi Tadris Matematika FTIK UIN Salatiga), Dr. Peni Susapti (Ketua Prodi Tadris IPA FTIK UIN Salatiga), dan Budy Sugandi, Ph.D. (Direktur Eksekutif Cendekia Madani). Bertindak sebagai moderator adalah M. Ghani Rohman, M.Pd., Dosen Prodi Tadris Matematika FTIK UIN Salatiga.
Seminar ini bertujuan untuk memperkenalkan konsep deep learning—yakni pembelajaran yang menekankan pada pemahaman mendalam, berpikir kritis, dan kemampuan adaptif—kepada para pendidik dan calon guru di lingkungan kampus.
Prof. Winarno mengapresiasi dan menyoroti pentingnya penerapan pendekatan deep learning untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika. “Guru perlu mengubah paradigma mengajar dari sekadar transfer pengetahuan menjadi fasilitator pembelajaran bermakna” ujarnya.
Sementara itu, Dr. Peni Susapti menjelaskan bahwa dalam pembelajaran sains, deep learning sangat relevan untuk menumbuhkan daya nalar dan rasa ingin tahu siswa. Ia menekankan bahwa pembelajaran tidak boleh berhenti pada hafalan, melainkan harus mendorong siswa memahami konsep secara utuh dan aplikatif.
“Pembelajaran IPA harus membangun kesadaran ilmiah. Siswa tidak hanya tahu bahwa suatu fenomena terjadi, tapi juga memahami mengapa dan bagaimana hal itu terjadi,” ujar Dr. Peni. “Dengan pendekatan deep learning, guru dapat membantu siswa menemukan makna di balik setiap konsep, sehingga ilmu pengetahuan menjadi bagian dari cara berpikir mereka sehari-hari.”
Sementara itu, Budy Sugandi, Ph.D. dalam paparannya menjelaskan keterkaitan antara deep learning dan kecerdasan buatan (AI) di era digital. “Sekolah dan guru perlu menyiapkan siswa menjadi pembelajar sepanjang hayat dan memanfaatkan kecerdasan buatan. Ada banyak tugas dan pekerjaan menjadi mudah dengan bantuan kecerdasan buatan. Pendekatan deep learning memberi ruang untuk itu,” ungkap Praktisi dan Pakar Pendidikan.
Acara ini diikuti secara antusias oleh 250 mahasiswa, dosen serta praktisi pendidikan. Antusiasme peserta terlihat dari diskusi interaktif yang berlangsung sepanjang sesi. Dengan terselenggaranya kegiatan ini, diharapkan peserta semakin siap menghadapi tantangan pendidikan abad ke-21 melalui penerapan pendekatan deep learning di sekolah.