Mudik melewati karisidenan Banyumas yang meliputi Kabupaten Cilacap, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Banjarnegara. Masing-masing kabupaten mempunyai ciri khasnya tersendiri. Kabupaten Banjarnegara dikenal dengan “dawet ayu”, Kab. Cilacap dikenal dengan Nusa Kambangan, dan Kab. Banyumas serta Purbalingga tertanam di mindset “gethuk goreng dan tempe mendoan”.
Kab. Purbalingga yang angka kemiskinan masih berada pada kisaran 11,03% atau 270.000 jiwa masih hidup di bawah garis kemiskinan (sumber BPS Purbalingga). Di tengah tingginya angka kemiskinan yang mencapai 11,03%, banyak guru ngaji, ustadz dan ustadzah yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan berpenghasilan di bawah UMR.
Peribahasa Arab menyatakan “kefakiran akan mendekatkan kekeufuran” karena kemiskinan bisa berprilaku kriminal juga karena kemiskinan bisa hilang iman seseorang. Berangkat dari hal tersebut tiga pegawai Kementerian Agama Kab. Purbalingga Hj. Khamimah, Ani Mufarokhah, dan Hikam Azis menggagas pengentasan kemiskinan dengan progam “Urab Mendoan” akronim dari Ustadz Rajin Bertani Mendukung Kehidupan.
“Urab Mendoan” yang diluncurkan para 22 Oktober 2023 silam dan terus berjalan hingga saat ini. Selain melihat kondisi perekonomian guru ngaji yang masih yang bisa dikatakan kurang sejahtera, program ini juga untuk mensukseskan Nawa Cita Presiden Jokowi kala itu yang menekankan pentingnya sektor pertanian, perikanan, dan peternakan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Sejumlah langkah strategis dalam implementasinya yakni penguatan sinergi dan kolaborasi lintas sektoral dengan BAZNAS, UPZ Kemenag, Dinas Pertanian Pemerintah Kab. Purbalingga. Bantuan kepada para sasaran diberikan berupa dana permodalan, bibit tanaman pertanian, benih ikan dan hewan ternak serta pelatihan dari Dinas Pertanian dan pendampingan dari Penyuluh Agama yang tergabung dalam Babinluhmas (Bantuan Bimbingan dan Penyuluhan pada Masyarakat).
Urab Mendoan bertujuan meningkatkan kesejahteraan ustadz melalui pemanfaatan sektor pertanian, perikanan, dan peternakan secara optimal. Memperkuat ketahanan pangan bagi para ustadz, guru ngaji, dan pendidik di lembaga keagamaan. Mengintegrasikan nilai-nilai agama yang mendorong etos kerja, kedisiplinan, dan keberlanjutan.
Dengan adanya Urab Mendoan, diharapkan kesejahteraan ustadz dan pengajar agama meningkat, ketahanan pangan semakin kuat dan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan Kantor Kemenag semakin meningkat. Urab Mendoan bukan sekadar program, melainkan sebuah gerakan nyata yang membawa perubahan bagi para ustadz dan lingkungan sekitarnya.
Perubahan yang berdampak menjadi tujuan dari gerakan ini. Hasil evaluasi menunjukkan 60% dari penerima manfaat untuk tidak lagi bergantung pada bantuan sosial pemerintah dan lebih mengandalkan hasil pertanian, perikanan, dan peternakan mereka, sehingga kemandirian pangan dapat dicapai.
Contributor: KH. Zahid Khasani, S. PdI (Kepala Kantor Kemenag Purbalingga)