KEBUMEN, SiaranIndonesia.com– dr. Faiz Alauddien Reza Mardhika, Anggota DPRD Jawa Tengah, menghadiri acara anak muda Institut Kebumen di Teman Hati Coffe dengan tema “Anak Muda dan Politik”.
Dalam kesempatan tersebut, dr. Reza menekankan bahwa kompetensi adalah hal yang paling utama bagi anak muda dalam berpolitik. “Kompetensi adalah kunci untuk meningkatkan kualitas hidup dan mengentaskan kemiskinan. Oleh karena itu, kita harus fokus pada pengembangan kompetensi anak muda,” ujarnya. Selasa (11/02/2025).
dr. Reza juga menyoroti bahwa di era kepemimpinan Bu Lilis, pemuda diberikan ruang untuk berpartisipasi dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) daerah. “Pemuda Kebumen diberi kesempatan untuk urun rembug dalam perencanaan pembangunan. Bahkan, nantinya akan disediakan tempat khusus bagi pemuda untuk menyampaikan ide dan gagasan mereka,” jelasnya.
Selain itu, dr. Reza juga memaparkan strategi pengentasan kemiskinan di Kabupaten Kebumen. “Untuk mengentaskan kemiskinan di Kebumen, kita harus memperbaiki data terlebih dahulu. Dengan data yang valid, kita dapat merancang program yang tepat sasaran dan efektif,” ujarnya.
“Langkah pertama adalah melakukan pemutakhiran data secara akurat dan cepat. Data yang valid menjadi dasar untuk merancang program yang tepat sasaran. Saat ini, masih banyak ketidaksesuaian dalam penyaluran bantuan sosial (Bansos) dan Jamsostek, yang justru tidak menjangkau masyarakat yang paling membutuhkan. Hal ini harus kita selesaikan bersama,” tambahnya.
dr. Reza menekankan bahwa anak muda harus memiliki kompetensi untuk dihitung dan dihargai dalam berpolitik. Ia juga selalu terbuka dengan anak muda yang memiliki ide/gagasan yang bagus untuk membuat Kebumen lebih maju.
Dengan strategi dan komitmen yang kuat, dr. Reza yakin bahwa Kebumen dapat menjadi kabupaten yang lebih maju dan sejahtera. Ia berharap bahwa anak muda di Kebumen dapat menjadi agen perubahan yang positif dan berkontribusi pada pembangunan kabupaten. Acara ini diketahui dimoderatori oleh Nasikin, inisiator Anak Muda Institut, dan dihadiri sekitar 100 anak muda dari berbagai latar belakang.