Jordania, Siaran Indonesia – Banyak para pengungsi Palestina yang mengalami sakit karena kedinginan, bahkan ada yang meninggal. Mereka tidak punya tempat tinggal, alat penghangat tubuhnya hanyalah sehelai baju yang mereka bawa dari Palestina.
Demikan disampaikan oleh relawan kemanusiaan Indonesia di Jordania, Eko Sulistio. Ia menyebut para pengungsi yang mengalami sakit dan akhirnya meninggal banyak dari kalangan anak-anak dam lansia yang tidak kuat menahan dingin extreme dengan suhu 3⁰ Celsius.
Baca juga: Relawan Eko Sulistio Kirim Bantuan 700 Hewan Kurban untuk Pengungsi Somalia
Baca juga: Eko Sulistio Gabung dengan Relawan Internasional Bantu Bencana Kelaparan Afrika
“Musim dingin extreme tahun Ini telah menyebabkan balita-balita meninggal karena hipothermia serangan hawa dingin ekstrem. Setidaknya lima orang balita dilaporkan meninggal dalam kurun waktu satu minggu ini,” ujar Eko dalam keterangannya, Jumat (17/1).
Selain itu, banyak juga di antara pengungsi yang harus diamputasi, mereka terkena luka imbas dari serangan Israel dan harus dirawat di Rumah Sakit di Jordania. Hal ini kata Eko menjadi tantangan tersendiri bagi dirinya dalam membantu para pengungsi persama para mitra lokal yang tergabung dalam misi yang sama.
Melihat kondisi dan situasi yang memprihatinkan, maka pihaknya saat ini masih fokus membantu mendistribusikan bantuan bahan makanan, obat-obatan dan peralatan musim dingin ke para pengungsi Palestina di Jordania. Bantuan berlangsung dari 1-25 Januari 2025.
Baca juga: Pengungsi Palestina di Jordania Paling Banyak, Sharing Happiness Kirim Bantuan
Jumlah bantuan yang diberikan yakni, sebanyak 20.000 paket bahan makanan, 10.000 paket selimut, 10.000 paket higienis, kita dan alat kebersihan, serta pengobatan gratis.
“Dalam sehari kita juga memberikan makanan seribu porsi. Kemudian kita juga memberikan peci, jaket, selimut dan kaos kaki, masing-masing 1000 pis,” tuturnya.
Adapun bantuan diberikan secara langsung di kamp-kamp pengungsian, yakni kamp Hussein, Sukhnah, Irbid, Joufa, dan kamp Pengungsian Muqobalyn. Mereka merupakan pengungsi Palestina yang berasal dari Gaza, Heborn, Ramallah, Tulkarem, Jenin, Jerusalem Bethlehem, Nablus dari Tepi Barat WestBank.
“Jumlahnya mencapai puluhan ribu,” tuturnya.
Eko menuturkan, bantuan untuk mereka datang dari rakyat Indonesia yang disalurkan melalui lembaga Tim Peduli Komunitas Mahasiswa Indonesia, serta bantuan yang bersifat pribadi. Eko didampingi lembaga kemanusiaan lokal, Jordania, yakni ICCS Islamic Charity Centre for Society. (Al)