Siaran Indonesia.com – Anggota DPD dari perwakilan Kalimantan Timur (Kaltim) Zainal Arifin A.md, Kep mengajak kepada generasi muda di Kalimantan Timur untuk melek digital dan bijak dalam bermedia sosial. Pasalnya di era keterbukaan informasi saat ini, terkadang penyampaian publik tidak terkendali.
Namun, menurutnya untuk bisa melek digital dan bijak dalam bermedia sosial bukan perkara yang mudah. Sebab,dibutuhkan setidaknya pengetahuan dan ‘kemampuan’ untuk dapat “menyaring” kebenaran dari banyaknya informasi yang beredar.
“Mengapa saya bilang begitu karena menurut data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJJI), penetrasi internet di Indonesia pada tahun 2023 sudah mencapai 78,19 persen. Artinya pengguna internet Indonesia sudah menembus angka 215.626.156 jiwa dari total populasi yang sebesar 275.773.901 jiwa,” ujar Zainal.
Ia menyampaikan hal itu di depan para Pemuda-Pemudi Desa Muara Pedohon, saat menggelar kegiatan Sosialisasi Empat Pilar di Desa Muara Pedohon, Kec. Tabang, Kab. Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur pada Jumat 21 Juli 2023.
Lebih lanjut, Zainal mengatakan, jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia per Januari 2023 sebanyak 167 juta orang, yang setara dengan 60,4 persen dari populasi dalam negeri. Ini menandakan setiap hari masyarakat Indonesia kian melek digital.
“Hanya saja kalau ini tidak dibarengi dengan pengetahuan dan kesadaran kita, maka dari sekian banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan digital medsos bisa jadi tidak bersikap bijak. Ini yang perlu kita tekankan, mengenai dampak yang ditimbulkan,” ucapnya.
Dengan sosialisasi empat pilar ini, menurutnya ada korelasinya dimana pada Sila ketiga dari Pancasila diajarkan untuk menjaga persatuan. Menurut Zainal jika masyarakat tidak bisa bersikap bijak dalam mengelola digital, maka akan timbul perpecahan. Terlebih di tahun politik sekarang ini.
“Memang benar-benar dibutuhkan kesadaran yang tinggi dalam menggunakan media sosial. Jangan karena perbedaan politik, atau pendapat suatu hal, kita terus menerus bertengkar, mencaci, dan menghina satu sama lain. Padahal falsafah dasar kita Pancasila mengajarkan persatuan,” ucapnya.
Tokoh Adat Dayak ini terus mengajak masyarakat untuk mengedepankan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi. Selain itu, ia juga meminta masyarakat agar bisa menggunakan digital medsos untuk kegiatan positif.
“Misalnya kita gunakan untuk memasarkan produk kita, membuat konten-konten yang kreatif, inovastif yang bisa menginspirasi banyak orang. Jadi kita harusnya membanjiri media sosial dengan konten-konten yang mendidik, jangan konten-konten yang menimbulkan perpecahan,” ucapnya.
Ia menuturkan, Indonesia terdiri dari masyarakat yang beragam. Dengan adanya perbedaan itu harusnya menjadikan Indonesia semakin kuat, bukan malah menjadi alasan untuk bercerai berai.
Menurutnya inilah inti dari kegiatan sosialisasi empat pilar, dengan terus mengajak masyarakat untuk memiliki dan menjaga jiwa nasionalisme dan patritotisme sesuai dengan pilar kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika dan NKRI. (Al)