Siaranindonesia.com – Persepsi negatif terhadap kondisi ekonomi saat ini mengalami penurunan dari periode awal-awal semenjak Presiden Joko Widodo mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada 3 September 2022 lalu.
Berdasarkan hasil survei nasional terbaru yang dirilis Indikator Politik Indonesia, penurunan terlihat pada survei yang dilakukan pihaknya setelah 3 September 2022 pasca Jokowi mengumumkan kenaikan harga BBM.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi memaparkan pada periode tersebut responden yang mengatakan kondisi ekonomi buruk turun dari 51,7 % menjadi 36,2 %.
Padahal, pada periode survei 5-10 September 2022 responden yang mengatakan kondisi ekonomi buruk meroket dari 26,6 % (hasil survei Agustus 2022) menjadi 51,7 %.
“Jadi, kalau dibandingkan dengan survei setelah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada awal September 2022, responden yang mengatakan buruk cenderung turun meskipun masih mayoritas,” jelas Burhanuddin di Jakarta, Minggu (2/10/2022).
Dalam survei terbarunya, Indikator menemukan sekitar 36 % populasi responden mengatakan kondisi ekonomi nasional saat ini dalam kondisi buruk dan sangat buruk.
Perinciannya, sebanyak 30,9 % mengatakan buruk dan 5,3 % sangat buruk.
“Kalau tidak menganalisis mereka yang mengatakan ‘sedang’, maka bersihnya persepsi kondisi ekonomi secara nasional itu negatif,” kata Burhanuddin di Jakarta, Minggu (2/10/2022).
Adapun, sebanyak 41,7 % responden dalam survei tatap muka nasional terhadap yang dilakukan pada 1.220 orang berusia di atas 17 tahun itu mengatakan ekonomi nasional dalam kondisi sedang.