KH. Tsabit Latief Temui Realitas Pahit Santri Migran Saat Safari Dakwah Ramadhan di Taiwan

- Jurnalis

Senin, 14 April 2025 - 15:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

XINPU, TAIWAN, SiaranIndonesia.com – Pengasuh Pondok Pesantren An-Nahdlah, Lebak, Banten, melakukan safari dakwah ke sejumlah wilayah di Taiwan selama bulan Ramadhan 2025. Salah satunya di Mushala Al-Barokah, Kota Xinpu, Taoyuan, pada Ahad (9/3/2025), di mana ia mengisi kajian menjelang Maghrib serta ceramah Ramadhan.

Kiai Tsabit didampingi Ketua PCINU Ranting Taoyuan, Mas Saifudin, dan Komandan Banser Ranting Taoyuan, Mas Imam Sunyoto. Rombongan berangkat dari kantor PCINU Taiwan di kawasan yang menjadi tempat berkumpulnya para pekerja migran Indonesia. Lokasi ini bersebelahan dengan toko kelontong milik pria Pakistan yang menikahi perempuan Indonesia, yang dikenal di kalangan warga sebagai “Warung Indo”.

Perjalanan menuju Xinpu menempuh waktu sekitar dua jam menggunakan taksi. Setibanya di lokasi, rombongan disambut hangat oleh para jamaah Mushala Al-Barokah, yang rata-rata adalah tenaga kerja asal Indonesia. Mushala ini berada di lantai tiga sebuah bangunan milik pasangan mualaf asal Taiwan, Pak Umar dan istrinya. Untuk mencapai ruang salat, pengunjung harus melewati lorong dapur dan ruang produksi makanan ringan.

Dalam ceramahnya menjelang berbuka, KH. Tsabit mengingatkan bahwa Ramadhan merupakan momentum langka yang tidak selalu bisa dinikmati setiap tahun. Ia menegaskan pentingnya menjaga semangat keislaman dan kebangsaan di tengah kehidupan sebagai perantau.

Usai salat Maghrib dan berbuka bersama, KH. Tsabit terlibat dalam obrolan ringan dengan beberapa jamaah. Salah satu yang menarik perhatian adalah kisah Kang Miftah, seorang pekerja migran asal Cilacap. Dalam perbincangan itu, Kang Miftah menyebut istilah “para pendekar yang bertumbangan di Taiwan”—sebuah ungkapan untuk para santri atau alumni pesantren yang merantau ke Taiwan namun gagal mempertahankan idealisme, keluarga, dan tujuan awal mereka.

Menurut penuturan Kang Miftah, banyak di antara mereka yang berangkat ke Taiwan demi meraih kehidupan lebih baik, seperti membangun rumah atau membuka usaha di kampung halaman. Namun, tidak sedikit yang justru terjebak dalam kesulitan hidup, godaan lingkungan, hingga kehancuran rumah tangga karena jarak dan waktu yang memisahkan. Banyak dari mereka yang akhirnya bercerai, kehilangan arah, dan pulang dengan tangan hampa.

KH. Tsabit menilai bahwa kisah tersebut menggambarkan sisi lain dari realitas pekerja migran yang kerap luput dari sorotan. Di balik angka remitansi dan narasi sukses TKI, tersimpan kenyataan pahit: keluarga yang tercerai-berai, anak-anak yang tumbuh tanpa kehadiran orang tua, serta beban psikologis yang tidak ringan.

“Kisah seperti ini mengingatkan kita bahwa perjuangan para santri perantauan di Taiwan bukan sekadar soal mencari nafkah. Mereka adalah pejuang kehidupan yang juga mempertaruhkan identitas, iman, dan keutuhan keluarga,” ungkapnya.

KH. Tsabit menutup refleksinya dengan pertanyaan mendalam: “Berapa banyak yang berhasil bertahan? Dan berapa banyak yang harus menjadi bagian dari statistik ‘pendekar yang tumbang’?”

Komentar Facebook

Berita Terkait

Musim Dingin Extreme, Lima Balita Pengungsi Palestina Dilaporkan Meninggal
Foz Forum Zakat Mulai Distribusikan Bantuan ke Gaza dengan 12 Truck
Kabilah Besar Indonesia Bakal Kirim 11 Truck Kontainer untuk Warga Gaza Berisi Bahan Makanan
Presiden Prabowo Subianto Terima Penghargaan “Grand Cross of the Order of the Sun of Peru”
Komunitas One Day One Juz Gelar Pengobatan Gratis untuk Warga Paletina
Badai Siklon Atlantik Oscar Melanda Pantai Timur Kuba
Relawan Nusantara Pusatkan Bantuan untuk Warga Palestina di Jordania
Masjid Nusantara Aktif Berikan Bantuan untuk Pengungsi Palestina

Berita Terkait

Minggu, 27 April 2025 - 15:08 WIB

Daftar Menteri Prabowo dengan Citra Terbaik dan Terburuk Menurut Survei IDSIGHT

Minggu, 27 April 2025 - 14:33 WIB

Kinerja 6 Bulan Prabowo Capai 74,6 Persen, Komunikasi dan Persoalan Ekonomi Jadi Tantangan

Minggu, 27 April 2025 - 13:49 WIB

Gus Ulil Hadiri Standardisasi Kompetensi Imam dan Khatib Angkatan ke-9, Ini Pesan yang Disampaikan

Sabtu, 26 April 2025 - 20:37 WIB

Gemilang Mewisuda 850 Lansia Se-Kota Depok, Ini Harapan Para Penggagas Sekolah Lansia

Jumat, 25 April 2025 - 13:06 WIB

Ir. H. T.A. Khalid, M.M. Gelar Kegiatan Penyerapan Aspirasi Masyarakat Kota Lhoukseumawe Aceh

Kamis, 24 April 2025 - 13:23 WIB

Perihal Identitas Warga Kampung Baru Kecamatan Cimanggis, Ini Kata Kadisdukcapil Kota Depok

Rabu, 23 April 2025 - 11:21 WIB

Pastikan UPK Paket C Berjalan Lancar, Penilik Disdik Kota Depok Visitasi ke PKBM Primago Indonesia Depok

Rabu, 23 April 2025 - 09:11 WIB

Widyaiswara Indonesia Kerjasama dan Tanda Tangani Surat Pernyataan Minat Dengan Universiti Kuala Lumpur Malaysia

Berita Terbaru

Opini

MPR FOR PAPUA DAN EMPAT AKAR KONFLIK PAPUA

Senin, 28 Apr 2025 - 10:37 WIB