Siaranindonesia.com, Jakarta – Sekretaris Lembaga Dakwah PBNU sekaligus Sekretaris Pusat Dakwah dan Perbaikan Akhlak Bangsa (PDPAB) MUI Pusat, KH. Nurul Badruttamam, MA., menegaskan bahwa perayaan Valentine bukan bagian dari budaya Islam. Ia mengingatkan generasi Muslim agar tidak mengikuti tren tanpa memahami nilai-nilai syariat yang sebenarnya.
Menurutnya, ada beberapa alasan kuat mengapa Valentine tidak sesuai dengan ajaran Islam. Pertama, Valentine bukan berasal dari budaya Islam dan tidak memiliki dasar dalam ajaran agama.
“Islam punya cara yang lebih baik dan berkah dalam mengekspresikan cinta,” ujarnya kepada media, Jumat (14/2/2025).
Selain itu, ia menekankan bahwa cinta dalam Islam tidak terbatas pada satu hari saja.
“Islam mengajarkan kita untuk menyebarkan kasih sayang setiap hari, bukan hanya pada tanggal 14 Februari,” tambahnya.
Ia juga mengingatkan bahaya pergaulan bebas yang sering dikaitkan dengan perayaan Valentine.
“Valentine sering menjadi ajang yang mendorong gaya pacaran bebas, yang pada akhirnya bisa menjerumuskan ke dalam perbuatan dosa,” katanya.
Dari segi ekonomi, KH. Nurul juga menyoroti gaya hidup konsumtif yang sering muncul saat Valentine, seperti membeli coklat, boneka, atau mengadakan makan malam romantis.
“Islam mengajarkan kita untuk hemat dan bijak dalam mengelola harta. Lebih baik uangnya digunakan untuk sedekah atau hal yang lebih bermanfaat,” tuturnya.
Ia juga menegaskan bahwa Islam memiliki konsep cinta yang lebih bermakna dan penuh tanggung jawab dalam pernikahan.
“Cinta yang paling berkah adalah yang ada dalam pernikahan, bukan sekadar hura-hura sesaat yang bisa menjerumuskan ke hal negatif,” jelasnya.
KH. Nurul pun mengajak generasi Muslim untuk memiliki prinsip dan tidak mudah terbawa arus budaya asing yang dapat merusak moral. “Kita harus bangga dengan identitas kita sebagai Muslim,” tegasnya.
Sebagai penutup, ia mengajak umat Islam untuk mengekspresikan cinta dengan cara yang lebih diridhoi Allah.
“Daripada sibuk mencari kado untuk pacar, lebih baik sering mendoakan orang tua, membantu sesama, dan memperbaiki diri,” pungkasnya.
Ia berharap agar generasi Muslim dapat lebih selektif dalam menyikapi budaya luar dan tetap berpegang teguh pada ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.