Smart Farming, Langkah Awal Wujudkan Ketahanan Pangan Masa Depan

- Editor

Sabtu, 8 Juni 2024 - 09:51 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Penggunaan Drone Spraying di Lahan Pertanian. - Foto Indico

Penggunaan Drone Spraying di Lahan Pertanian. - Foto Indico

Siaranindonesia.com, JAKARTA – Sektor pertanian menghadapi tantangan kompleks hingga menyebabkan kontribusinya terhadap PDB turun signifikan. Smart farming menjadi titik awal ekosistem digital untuk mencapai ketahanan pangan masa depan.

Kompleksitas tantangan sektor pertanian itu mencakup produktivitas rendah, infrastruktur yang kurang memadai, dan dampak perubahan iklim.

Fluktuasi pasokan dan permintaan antar wilayah, dominasi petani kecil, serta masalah regenerasi petani dan limbah pangan juga menjadi perhatian utama.

Dampaknya, kontribusi sektor pertanian terhadap PDB nasional mengalami penurunan signifikan, mencapai 12,4% pada 2022.

Pada titik ini, solusi inovatif seperti smart farming dianggap mampu menguatkan sektor pertanian dan menciptakan ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan.

Bahkan saat ini, banyak perusahaan rintisan (start-up) yang turut serta dalam menerapkan smart farming sebagai bagian dari model bisnis mereka.

Sebagai contoh, Indico, anak perusahaan Telkomsel yang berfokus pada pengembangan ekosistem digital melalui digital food ecosystem (DFE), platform di sektor pertanian.

Konsep smart farming, yang menggabungkan teknologi seperti Internet of Things (IoT), Global Positioning System (GPS), drone, dan teknologi lainnya dalam sistem pertanian, semakin menarik perhatian masyarakat.

Bahkan penerapan sistem smart farming juga telah masuk ke dalam rencana strategis pemerintah selama 2020-2024.

Tomy Perdana, Direktur Inovasi dan Korporasi Universitas Padjajaran, melihat bahwa penerapan teknologi di sektor pertanian baru menjadi langkah awal mencapai ketahanan pangan.

Smart farming merupakan langkah awal yang penting, namun solusi untuk ketahanan pangan memerlukan pendekatan yang lebih komprehensif,” kata Tomy, yang juga Guru Besar Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, dikutip Sabtu (8/6/2024).

Dengan memfokuskan pada pengembangan ekosistem digital pangan dari hulu ke hilir, Tommy meyakini solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan bagi ketahanan pangan itu dapat tercipta.

Ia menjelaskan, kombinasi populasi yang melimpah dan kekayaan hayati yang beragam menjadi landasan yang kuat bagi pengembangan ekosistem digital pangan di Indonesia.

Teknologi digital dapat dioptimalkan untuk meningkatkan efisiensi produksi, distribusi, dan aksesibilitas pertanian serta pangan secara lebih efisien dan berkelanjutan.

Penggunaan Drone Spraying di Sektor Pertanian. Foto Indico

Andi Kristianto, CEO Indico, mengatakan bahwa mendukung petani dengan teknologi yang relevan adalah suatu keharusan di era sekarang.

Namun, untuk betul-betul menyelesaikan akar masalah di sektor pertanian, diperlukan suatu ekosistem pangan yang solid.

Dengan demikian, seluruh komunitas pertanian dapat saling merangkul, melengkapi, dan menciptakan nilai tambah terhadap satu sama lain.

Indico berusaha menjawab tantangan nyata petani dan pelaku bisnis di sektor pertanian melalui digital food ecosystem (DFE).

“Kami berharap inovasi yang lahir dari DFE dapat menjamin ketersediaan bahan pangan yang stabil di pasar dan menciptakan model rantai pasokan yang efisien,” katanya.

Pada 2023, DFE telah menunjukkan bukti nyata melalui pilot project di Selogiri, Jawa Tengah.

Setelah penerapan inovasi dari DFE, 200 ton gabah padi dari 40 hektar lahan sawah berhasil dipanen, di tengah ancaman kekeringan lahan.

Keberhasilan penerapan digitalisasi pertanian tersebut membantu sekitar 50 petani dalam menghasilkan komoditas pertanian yang lebih berkualitas sekaligus meningkatkan nilai komersial hasil pertanian mereka.

Inovasi ekosistem dan teknologi yang diimplementasikan mampu meningkatkan efisiensi baik dari segi biaya maupun tenaga.

Dalam pengembangan ekosistem digital pangan di Indonesia, Tomy Perdana menyoroti tiga faktor utama.

Pertama, pertanian kontrak (contract farming) menjadi krusial karena menghubungkan produksi dengan pasar. Akibatnya, ekosistem digital pangan dapat dikembangkan secara efektif dan berkelanjutan dengan menggunakan teknologi untuk mengurangi kerugian hasil panen dan limbah pangan.

Kedua, teknologi digital, seperti konsep smart farming, membantu pertanian bekerja lebih optimal dan efisien, sehingga produksi dan ketersediaan pangan di setiap daerah dapat terjaga dengan lebih baik.

Terakhir, pembentukan simpul pangan (food hubs) menjadi strategi penting dalam mengelola permintaan dari setiap segmen pasar.

Simpul pangan ini dikembangkan dengan optimalisasi manajemen dan teknologi logistik berbasis digital, memungkinkan distribusi pangan yang lebih efisien dan terkoordinasi.

“Dengan mempertimbangkan ketiga hal tersebut, diharapkan pengembangan sistem ekosistem digital pangan dapat lebih baik dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan dapat berkontribusi dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional yang berkelanjutan,” katanya.

Jadi, meskipun smart farming penting, itu baru langkah awal dan bagian dari solusi yang lebih besar untuk mengatasi masalah di sektor pertanian Indonesia.

Komentar Facebook

Berita Terkait

Pengakuan Terdakwa Judol Dipaksa Seret Nama Budi Arie, FGMI : Budi Arie Tidak Bersalah
Tiga Poin Utama yang Dihasilkan dari Pertemuan Para Murid-Murid Bambang Pacul di Panti Marhaen
Murid-Murid Bambang Pacul Berkumpul, Tegaskan Gurunya Loyal Terhadap Megawati
BMI Siap Gelar Munas, Sejumlah Nama Mulai Bermunculan Ramaikan Bursa Calon Ketua Umum
BAHU NasDem Jateng Desak Polairud Mabes Polri Bebaskan 10 Nelayan Kec. Ayah yang Sedang Diperiksa
Retret Partai di Pacitan, BMI: Demokrat Harus Tetap Hadirkan Politik yang Humanis untuk Kesejahteraan Rakyat
Pegadaian Kanwil VIII Jakarta 1 Gelar Khitanan Massal Gratis
FGMI : Stop Politisasi dan Framing Terhadap Menteri UMKM

Berita Terkait

Rabu, 16 Juli 2025 - 11:53 WIB

PKBM Terbaik di Depok: Solusi Cerdas Kejar Paket A, B, dan C untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Rabu, 16 Juli 2025 - 11:49 WIB

Bertemu Ketum PSSI, Wali Kota Depok Segera Kick Off Kompetisi Liga 4

Rabu, 16 Juli 2025 - 11:10 WIB

Alhamdulillah…Presiden Prabowo Segera Bantu Atasi Kemacetan Jalan Raya Sawangan

Selasa, 15 Juli 2025 - 11:10 WIB

Penduduk Usia Muda Dominasi Angka Pengangguran Jabar

Senin, 14 Juli 2025 - 11:04 WIB

Dongkrak Kinerja, Kemendukbangga/BKKBN Jabar Hadirkan Kopassus Gembleng Ribuan Pegawai di Bawah Suhu Ekstrem

Senin, 14 Juli 2025 - 10:58 WIB

Pelatihan In House Training “Amazing Teacher” di Pesantren Bersama Primago Consulting

Rabu, 9 Juli 2025 - 15:06 WIB

Abadikan Keunggulan Sekolah Anda dengan Video Company Profile Profesional Bersama Dirgantara Digital Studio

Senin, 7 Juli 2025 - 22:23 WIB

BAHU NasDem Jateng Desak Polairud Mabes Polri Bebaskan 10 Nelayan Kec. Ayah yang Sedang Diperiksa

Berita Terbaru

Daerah

Penduduk Usia Muda Dominasi Angka Pengangguran Jabar

Selasa, 15 Jul 2025 - 11:10 WIB