Kebumen, Siaran Indonesia – Prestasi gemilang ditorehkan SMA Muhammadiyah Gombong, Kebumen, Jawa Tengah pada ajang ASEAN Youth Research Innovation Summit (AYRIS) beberapa waktu lalu.
Pasalnya tiga siswa dari Kelas Internasional berhasil meraih juara 3 dalam kompetisi yang diikuti oleh setidaknya 500 peserta dari berbagai sekolah di Asia Tenggara.
Muhammad Tsaqif Taqiyuddin, Luqman Hakim dan David Aditya Putra dari Kelas Internasional SMA Muhammadiyah Gombong ini berhasil mengalahkan ratusan peserta yang berasal dari sekolah-sekolah ternama di Indonesia bahkan Asia Tenggara.
“Awalnya kaget dan nggak nyangka banget bakalan dapet juara tiga. Apalagi melihat saingannya adalah sekolah-sekolah elit dari kota yang terkenal,” ungkap Tsaqif.
Tsaqif dan tim berhasil menciptakan inovasi luar biasa yang diberi nama Solar-Powered Wireless Road Charging System (SORCHA). SORCHA merupakan inovasi prototipe jalan raya pengisi daya bertenaga surya untuk mobil listrik secara nirkabel.
Cara kerja SORCHA cukup sederhana yaitu dengan mengubah energi surya menjadi listrik lalu dialirkan melalui transmitter ke receiver. Alat ini secara otomatis dapat mengisi daya pada mobil listrik meskipun dalam kondisi berjalan.
“SORCHA sebagai pengisi daya bagi mobil listrik diharapkan dapat menjadi solusi masalah kekurangan sumber energi di masa mendatang,” lanjut Tsaqif.
Ide brilian ini muncul saat kompetisi sebelumnya yaitu Kompetisi Nasional Pertamina Foundation Sains. Pada kompetisi ini, Tsaqif dan tim menciptakan inovasi yang secara resmi diberi nama Solar Powered Electric Vehicle (SPECTRE).
SPECTRE yang merupakan mobil listrik bertenaga surya yang sukses bersaing dengan kurang kebih 300 universitas di Indonesia. Sebagai peserta termuda, Tsaqif, dan tim membawa SPECTRE sampai babak sepuluh besar.
Tak hanya itu, SPECTRE juga berhasil diakui sebagai Advance Technology dan menyabet medali emas dalam Young Innovator Competition yang diadakan oleh Universitas Ahmad Dahlan (UAD) bersama tiga tim inovator lain.
Sesuai tagline Kelas International yaitu The Best Never Rest, Tsaqif dan tim proses mencapai babak final hingga menjadi juara mereka lalui dengan tidak mudah.
Analisis permasalahan, pendalaman materi, proses penciptaan inovasi, hingga penulisan paper dan presentasi ialah lika-liku yang dilaluinya
“Kita lakukan secara serius agar mimpi kita dapat tercapai. Mengesampingkan waktu bermain untuk menyelesaikan projek kami ini. Alhamdulillah terwujud berhasil juara 3 mas,” pungkasnya.
Sementara itu Fakhrudin Mubarok, Kepala SMA Muhammadiyah Gombong mengaku bangga dengan prestasi anak didiknya yang berhasil menyingkirkan pesaingnya dari sekolah ternama di Indonesia bahkan Asia Tenggara.
“Sekolah kami akan senantiasa melakukan penelitian untuk mengasah anak-anak didiknya dalam mengolah daya pikir serta olah rasa. Hal ini sesuai dengan motto SMA Muhammadiyah Gombong yaitu Research School,” katanya.
Menurut Fakhrudin kabar prestasi ini diperoleh pihak sekolah pada akhir Desember 2022 kemarin. Pada ajang ASEAN Youth Research Innovation Summit (AYRIS) SMA Muhammadiyah Gombong berhasil juara 3, SMAN 3 Sidoarjo sebagai juara 2 dan SMA Negeri 5 Surabaya sebagai juara 1.
Dengan perolehan prestasi diajang kompetisi tingkat ASEAN ini, Fakhrudin berharap inovasi-inovasi yang telah diciptakan oleh siswa SMA Muhammadiyah Gombong dapat dikembangkan dan bermanfaat bagi kemajuan bangsa dan negara. (Al)