Siaranindonesia.com, Jakarta – Penjurusan IPA, IPS, dan Bahasa yang kembali akan diberlakukan di SMA adalah untuk menunjang pelaksanaan Tes Kemampuan Akademik (TKA) sebagai pengganti Ujian Nasional (UN). TKA yang akan diujikan adalah berbasis mata pelajaran, sehingga akan membantu para pihak, terutama murid yang akan melanjutkan ke perguruan tinggi agar terukur kemampuannya.
Penjurusan di SMA sangat penting karena membantu peserta didik dalam menentukan program studi yang sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan akademiknya. Sesuai dengan penjelasan Mendikdasmen, “TKA itu nanti berbasis mata pelajaran. Sehingga itu akan membantu para pihak terutama untuk murid yang melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi itu dia kemampuannya seperti apa.” Hal ini juga dilaksanakan karena adanya masukan berbagai pihak termasuk Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri sebagai bahan pertimbangan murid masuk PTN dan mempertimbangkan nilai ujian sebagai syarat untuk masuk di beberapa perguruan tinggi di luar negeri.
Dengan begitu, peserta didik bisa lebih mempersiapkan diri untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, karena dengan adanya penjurusan, pembelajaran lebih spesifik dan menyeluruh pada salah satu bidang ilmu.
Terkait polemik akan dikembalikannya jurusan IPA, IPS dan Bahasa di SMA, Budy Sugandi yang merupakan Direktur Eksekutif Yayasan Cendekia Muda Madani dan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mendukung langkah yang dilakukan Mendikdasmen Abdul Mu’ti.
Budy memiliki pandangan terkait masalah yang dihadapi sekolah saat ini:.
- Siswa kebingungan memilih mata pelajaran yang sesuai bakat minat dan potensi mereka karena minimnya asesmen bakat minat potensi dan karier yang komprehensif yang disediakan sekolah baik melalui bimbingan karier maupun pola lain.
- Sekolah kesulitan menyediakan sumber daya baik guru untuk memenuhi semua kombinasi mata pelajaran karena keterbatasan jumlah guru dan jadwal, dan ketersediaan sarpras penunjang mapel.
- Tingkat kedalaman pemahaman siswa terhadap materi rendah, karena mereka harus mengambil mata pelajaran dari berbagai bidang tanpa integrasi yang jelas dalam satu rumpun jurusan.
- Ketimpangan antar sekolah terjadi —sekolah unggulan atau maju lebih mampu menyelenggarakan sistem ini, sedangkan sekolah di daerah yang kurang makin tertinggal.
- Kesulitan mengarahkan siswa saat melanjutkan ke jurusan di perguruan tinggi karena ketidak sesuaian mapel yang diambil dan jurusan yang akan ditempuh di PT baik melalui SNBP maupun jalur lainnya.
Penjurusan ini juga membantu sekolah untuk memfasilitasi dan memetakan pilihan mata pelajaran yang beragam sesuai dengan kondisi sarana dan prasarana di sekolah.
Bahasa Indonesia dan Matematika menjadi mata pelajaran wajib yang ada dalam Tes Kemampuan Akademik (TKA) bagi peserta didik. Bagi mereka yang mengambil jurusan IPA, maka boleh memilih tambahan mata pelajaran antara Fisika, Kimia atau Biologi.
Sedangkan untuk peserta didik yang mengambil jurusan IPS, boleh memilih mata pelajaran tambahan seperti Ekonomi, Sejarah, atau ilmu-ilmu lain yang ada dalam rumpun Ilmu Sosial.