KEBUMEN, SiaranIndonesia.com – Oknum Pengasuh Pesantren di Kebumen inisial “A” diduga merencanakan upaya pembunuhan pada Gus Wahyu, ketua Lakpesdam PCNU Kebumen 2018-2022. Sekitar 20an orang masuk ke rumahnya di Bumirejo, Kebumen, Sabtu 26 Oktober 2024. Dijelaskan, ia mengalami kekerasan fisik pengeroyokan.
Dikatakan, Gus Wahyu mengaku mengenal diantara mereka. Menurutnya, diantara mereka merupakan senior, seangkatan dan yuniornya di salah satu pesantren di Kebumen.
Dijelaskan Gus Wahyu, saat terjadi pengeroyokan, ia mendengar beberapa kali dari diantara mereka bahwa mereka disuruh oleh pengasuh pesantrennya dengan inisial “A” untuk melakukan ini. Termasuk ada diantara mereka, saat pemukulan, dari belakang terdengar suara, “Pateni, pateni (terj:Bunuh, bunuh).”
BACA: Dinilai Berakhlak “Busuk”, Pengasuh PP. Alhasani Jatimalang Gus Harry Dikejar Masyarakat Kebumen
Gus Wahyu menyesalkan atas kejadian ini. Terlebih, diduga diotaki oleh seorang pengasuh pesantren yang dirinya pernah disana cukup lama, yang juga ia seorang pimpinan tinggi di sebuah organisasi Islam di Kebumen.
“Dengan kejadian ini, saya hanya menitip pesan kepada saudara-saudara saya, teman-teman saya, ataupun senior-senior saya. Jujur ini bukan sekedar dugaan. Jika suatu saat saya terjadi sesuatu, atau bahkan mungkin innalillah, berharap pengasuh pesantren inisial ‘A’ ini dicatat. Dicatat ya,” paparnya dengan air mata berlinang, pasca kejadian jam 23.30, Sabtu, 26 Oktober 2024.
Meski demikian, Gus Wahyu mengaku memaafkan para pelaku dalam peristiwa saat ini. Baginya, para pelaku adalah saudara-saudaranya yang dicintai. Hanya saja, katanya lagi, mereka korban doktrin dan sebagiannya sekedar ikut-ikutan.
“Saya memaafkan. Karena saya percaya, mereka korban doktrin tak sehat, dan lainnya ikut-ikutan. Saya cukup mengenal pesantren ini, karena saya pernah disini lama,” terangnya.
BACA: Pengasuh PP. Alhasani Kebumen Dinilai Tak Bisa Baca Kitab Kuning, Tapi Suka Bicara “Kotor”
Dikatakan Gus Wahyu, begitu puluhan orang ini masuk ke rumahnya tanpa izin, mereka menanyakan perihal pernyataannya di media ini (Siaran Indonesia) akan keraguan sejumlah kalangan jika pengasuh pesantren berinisial “A” sebagai dzuriah Nabi Muhammad Saw, karena belum terbukti. Gus Wahyu menjelaskan ke mereka, bahwa tidak bisa memaksa seseorang untuk mengimani, meyakini, mempercayai hal itu. Karena menurutnya, percaya, ragu, ataukah tak percaya, merupakan hak setiap orang. Namun mereka terkesan tidak peduli dengan jawaban ini serta terkesan tidak ingin berdiskusi lebih jauh, mereka memukul
Lebih dari itu, Gus Wahyu juga prihatin, kejadian mengerikan dari oknum kaum santri salah satu pesantren di Kebumen ini, terjadi tidak lama setelah didaulatnya Panglima Laskar Santri. Lebih sedih lagi, kata Gus Wahyu, jika peristiwa ini juga berkaitan dengan Pilkada Kebumen 2024. Ia berharap, Pilkada ini bisa menjadi ruang fastabiqul khoirot, bukan ruang intimidasi.
BACA: Arif Sugiyanto Didaulat sebagai Hadrotus Syeikh sekaligus Panglma Kyai Kebumen