Siaranindonesia.com, GORONTALO – Kemenag Kota Gorontalo dianggap layak penilaian Zona Integritas. Salah satunya berkat ‘masuk’ Kedai Tuli.
Misnawaty Nuna, Kepala Kantor Kemenag Kota Gorontalo, memastikan instansinya masuk penilaian tahap dua, program reformasi birokrasi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPan-RB) RI.
Kemenag Kota dianggap layak dalam penilaian Zona Integritas karena memiliki inovasi layanan publik, termasuk bagi para penyandang disabilitas.
“Menuntaskan buta aksara Alquran bagi penyandang disabilitas tuna rungu merupakan salah satu program yang dipenuhi guna meraih predikat ZI,” katanya dalam siaran pers, Jumat (17/5/2024).
Ia mengatakan penyandang disabilitas memiliki sejumlah hak yang dilindungi oleh UU No 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, termasuk hak hidup, bebas dari stigma, privasi, keadilan perlindungan hukum, pendidikan, pekerjaan, hingga kesehatan.
Terkait hal itu, pendidikan agama harus dipastikan dapat diakses oleh siapapun tanpa memandang fisik dan kemampuan. Oleh karena itu pula, Kantor Kemenag Kota Gorontalo ‘masuk’ Kedai Tuli.
Kedai Tuli adalah sebut bagi lapak-lapak di sepanjang Jl Tondano Kelurahan Molosifat U, Kecamatan Sipatana, Kota Gorontalo. Uniknya, hampir seluruh pengelola lapak-lapak ini merupakan penyandang disabilitas tunarungu di bawah binaan Yayasan Putra Mandiri Kota Gorontalo.
Melalui kerjasama dengan Yayasan Bina Mandiri, Kemenag Kota Gorontalo berkomitmen untuk memberikan layanan pemberantasan buta huruf Alquran bagi kaum disabilitas.
RAMAH DISABILITAS
Membuka akses pendidikan bagi penyandang disabilitas adalah salah satu bentuk komitmen Kemenag Kota Gorontalo untuk menghadirkan layanan ramah disabilitas sesuai amanat Undang-undang No 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas.
Misnawaty mengatakan instansinya telah mengambil beberapa langkah konkret untuk menghadirkan layanan ramah bagi penyandang disabilitas.
Langkan tersebut di antaranya penyediaan kursi prioritas, pintu aman dan mudah diakses, pegangan rambat, menyediakan kursi roda dan tongkat, serta tenaga satpam dan PTSP yang siap melayani penyandang disabilitas.
Selain itu, terdapat juru bicara isyarat pada video layanan Kemenag Kota Gorontalo, meski jumlahnya hanya 5 orang.
“Semua hal tersebut semata agar seluruh lapisan masyarakat, tak terkecuali merasa nyaman dan puas terhadap layanan yang disediakan,” ujar Misnawaty. Di Kota Gorontalo, katanya, jumlah penyandang disabilitas sebanyak 600-an orang.
Editor : Annisa Katrin