Siaranindonesia.com-Mayoritas Umat Islam yang beriman di bulan Ramadhan melakukan ibadah puasa, karena kewajiban dari Allah SWT. Namun perlu diketahui pula bahwa selain puasa wajib, umat Islam juga bisa melakukan puasa sunnah salah satunya yaitu Puasa Asyura.
Hari asyura merupakan hari yang sangat istimewa, hingga Rasulullah Saw memberikan banyak perhatian pada hari itu untuk berpuasa.
Dari Ibnu Abbas RA beliau mengatakan “saya belum pernah pernah melihat nabi rasulullah SAW memberikan perhatian terhadap puasa di satu hari yang beliau istimewakan melebihi hari asyura dan puasa di bulan ini yaitu ramadhan. (HR.ahmad dan Bukhari).
Nabi Saw juga menjanjikan puasa di hari asyura bisa menjadi Kaffarah atau penebus dosa setahun yang lalu.
Dari abu qatadah RA, Rasulullah Saw pernah ditanya tentang puasa di hari asyura jawab beliau, bisa menjadi Kaffarah setahun yang lalu. (HR.AHMAD DAN MUSLIM).
Berdasarkan beberapa hadis di atas ulama sepakat bahwa puasa pada hari Asyura tidak wajib dan mayoritas ulama mengatakan hukumnya anjuran.
Tahapan Puasa Asyura
Tahapan pertama nabi shalallahu alaihi wasallam telah melakukan puasa Asyura bersama orang musyrikin mekkah.
Aisyah Radhiyallahu Anha menceritakan hari asyura adalah hari puasanya orang Quraisy di masa jahiliyah,dan dahulu Rasulullah Saw juga berpuasa Asyura ketika beliau tiba di Madinah beliau melakukan puasa itu dan menyuruh parah sahabat untuk melakukan puasa Asyura. (HR.BUKHARI & MUSLIM).
Tahapan Kedua
Ketika nabi shalallahu alaihi wa salam tiba di Madinah beliau melihat orang orang yahudi melakukan puasa Asyura akhirnya beliaupun berpuasa dan menyuruh parah sahabat untuk berpuasa.
Dari Ibnu Abbas Radhiallahu Anhuma beliau mengatakan ketiba nabi Saw sampai di Madinah sementara orang orang yahudi berpuasa Asyura Mereka mengatakan:ini adalah hari dimana Musa menang melawan Fir’aun kemudian nabi Saw bersabda kepada para sahabat:”kalian lebih berhak untuk bangga terhadap musa daripada mereka yaitu orang yahudi, karena itu berpuasalah.”(HR.BUKHARI).
Dan ketika itu, puasa Asyura menjadi puasa wajib bagi kaum muslimin dari rubayyi binti mu’awwidz Radhiyallahu Anha beliau mengatakan suatu ketika di pagi hari Asyura nabi shalallahu alaihi wa salam mengutus seseorang mendatangi suatu salah satu kampung penduduk Madinah untuk menyampaikan pesan: “siapa yang di pagi hari sudah makan maka hendaknya dia puasa sampai Maghrib,dan siapa yang sudah puasa hendaknya dia lanjutkan puasanya .” rubayyi mengatakan, kemudian setelah itu kami puasa dan kami mengajak anak anak untuk berpuasa kami buatkan mereka mainan dari kain jika ada yang menangis meminta makanan kami memberikan mainan itu begitu seterusnya sampai datang waktu berbuka. (HR.BUKHARI).
Tahapan Ketiga
Ketika ramadhan diwajibkan hukum puasa Asyura menjadi anjuran dan tidak wajib Aisyah Radhiyallahu Anha mengatakan dulu hari asyura dijadikan sebagai hari berpuasa orang Quraisy di masa jahiliyah.
Setelah nabi Saw tiba di Madinah beliau melaksanakan puasa asyura dan memerintahkan sahabat untuk berpuasa setelah Allah wajibkan puasa ramadhan, beliau tinggalkan hari Asyura siapa yang ingin puasa asyura, boleh puasa siapa yang tidak ingin puasa Asyura boleh tidak puasa. (BUKHARI & MUSLIM).
Tahapan Keempat
Di akhir hayat nabi shalallahu alaihi wa salam beliau memerintahkan sahabat untuk melakukan puasa tanggal 9 dan tanggal 10 Muharram untuk membedakan dengan orang yahudi.
Dari Ibnu Abbas Radhiallahu Anhuma beliau menceritakan:ketika nabi shalallahu alaihi wa salam melaksanakan puasa Asyura dan memerintahkan para sahabat untuk puasa, kemudian ada sahabat yang berkata: ya rasulullah sesungguhnya hari Asyura adalah hari yang di agungkan orang yahudi dan nasrani.kemudian nabi Saw bersabda:”tahun depan kita akan berpuasa di tanggal 9.”namun belum sampai tahun depan nabi Saw sudah diwafatkan. (HR.BUKHARI).