Siaranindonesia.com, Jakarta – Biro Perjalanan Ibadah Umrah, Wisata Religi, Halal Tour dan Muslim Tour Satriani Wisata membuka destinasi perjalanan anti mainstream baru yaitu destinasi wisata religi ke Irak.
Perjalanan Wisata religi ke Irak merupakan salah satu target wisata baru yang dibuka oleh Satriani Wisata setelah sukses membuka wisata ke Aqsho Palestina, Andalusia, Spanyol, Maroko dan Portugal, hingga diikuti oleh para Travel lain.
“Irak dikenal sebagai bumi kelahiran Nabi Ibrahim, Irak juga mempunyai daya tarik tersendiri, selain terdapat berbagai makam para nabi, Irak juga mempunyai sejarah peradaban dan perkembangan kemajuan umat Muslim di dunia. Maka Irak menjadi tempat yang wajib dikunjungi untuk ziarah dan mengenal peradaban Islam,” ujar Direktur Utama Satriani Wisata H. Edy Hamdi, langsung dari Irak, Rabu (6/3/2024).
H. Edy Hamdi menjelaskan, dirinya pertama kali datang ke Irak pada tahun 1997 setelah meledaknya perang Iran – Irak. Walaupun sudah hancur setelah peperangan yang berturut-turut dari mulai perang Iran-Irak kemudian perang teluk, lalu invasi Amerika ke Irak pada tahun 2003 dan Saddam Husen terbunuh kemudian juga perang ISIS, kini Irak dalam kondisi yang aman untuk dikunjungi.
“Jadi baru tahun 2024 ini, setelah saya mempelajari selama kurang lebih 2 tahun, Irak sudah aman untuk dikunjungi dan Irak sangat menarik,” ujarnya.
Sejarah peradaban Islam di Irak sangat menarik, Irak menjadi tanah kelahiran Nabi Ibrahim, Nabi Yunus, Nabi Nuh dan beberapa nabi lainnya. Irak juga dikenal dengan negeri para aulia. Irak juga dikenal dengan peradabannya dan cerita negeri 1001 malam.
“Irak disebut bumi para aulia karena Syekh Abdul Qodir Jaelani, terutama yang beraliran thoriqoh qadariah di sini sangat cocok sekali karena Syekh Abdul Qodir Jaelani makamnya di sini. Kemudian ahli sufi Imam Junaid Al-Baghdadi juga di sini, kemudian Imam Ma’ruf Al-Karkhi juga ada di sini, serta lainnya,”terang Pria Kelahiran Mesir.
Disamping itu, sebagai tanah kelahiran banyak Nabi, di Irak juga terdapat banyak makam nabi-nabi dan sangat bagus untuk ziarah.
“Rombongan jamaah yang kami bawa, Alhamdulilah berkesempatan ziarah ke makam Nabi Ayub Alaihissalam, Makam Nabi Zulkifli As, kemudian Makam Nabi Adam As, dan Nabi Nuh As. yang berada di kota Irak,” ujarnya.
Pria yang sudah 30 tahun lebih mensyiarkan Masjidil Aqsho menjelaskan, usai mengunjungi Irak, banyak hikmah yang didapat.
“Sebenarnya informasi yang beredar di Indonesia sangat menakutkan dimana banyak berita beredar bahwa kondisi Irak sangat mencekam atau masih ada ISIS atau perang. Tetapi justru sebaliknya, kondisi di sini aman-aman saja, bahkan Baghdad atau Irak saat ini sedang dalam pengembangan pembangunan. Setelah diporakporandakan dalam peperangan yang berkepanjangan,” sambungnya.
Proses kedatangan ke Irak juga sangat mudah, tidak seperti beberapa tahun lalu karena sistem visa sekarang menggunakan sistem elektronik visa.
“Jadi kita bisa proses melalui agen kita di Irak bukan lagi seperti calling visa seperti sebelumnya,” ungkapnya.
Dalam perjalanan ke Irak ini, Satriani Wisata mengajak jamaah melihat langsung peradaban lama yaitu peradaban 600 tahun sebelum masih yaitu Istana Babilonia di Kota Babilonia. Kota ini merupakan peninggalan dari Raja Nebuchadnezzar yang telah menghancurkan Baitul Maqdis pada tahun 600 SM.
“Itu juga kita bisa kunjungi istana-istana yang masih berada di Irak. Kami juga mengunjungi bekas istananya Saddam Hussein di Babilonia,” ucapnya.
Menurut H. Edy, saat ini kondisi di Irak bisa dikatakan belum bisa sebagai tempat wisata karena infrastrukturnya dalam tahap pembangunan dan pengembangan.
“Tapi untuk ziarah ini mungkin sangat religius dan mendalam sekali. Kita bisa merasakan kunjungan ke beberapa tempat selain ibu kota Baghdad, kemudian Najaf, Kufah, Karbala, Babilonia, Kifil, dan Bashroh,” jelasnya.
Yang tidak kalah menariknya, rombongan Satriani Wisata yang semunya adalah sebagai Sunni atau Ahl al-Sunnah Wa al- Jama’ah berkesempatan untuk ziarah ke makam Ali bin Abi Thalib atau khalifah ke empat dari Khulafaur Rasyidin beserta putranya Husein bin Ali bin Abi Thalib atau cucu Rasulullah SAW.
“Kita juga ke masjid-masjid yang luar biasa yang berada di Kota Najaf dan Kota Karbala, juga Kufah yang merupakan pusat pemerintahan kekhalifahan Ali bin Abi Thalib juga kediaman beliau,” terangnya.
H. Edy Hamdi menjelaskan, Satriani Wisata merupakan travel anti mainstream. Selain itu, Satriani Wisata juga menjadi pelopor destinasi wisata baru, khususnya dalam menjelajah peradaban dan sejarah Islam.
“Kami mencoba menjelajah negara-negara yang jarang sekali dikunjungi. Seperti juga pada tahun 1995, kami menjelajahi Aqsho atau Kota Yerusalem,” ujarnya.
Satriani Wisata menciptakan program ziarah Mesir-Aqsho, menjelajahi Spanyol, Andalus, Maroko, Portugal dan lainnya. Berkat intensnya menggaungkan wisata Aqsho, kini sudah membooming bahkan menjadi destinasi wisata yang dibuka oleh banyak travel lainnya.
“Kami yakin dan percaya tahun 2025, Irak juga akan menjadi salah satu destinasi yang wajib untuk dikunjungi dan apabila kondisi aman, kami juga akan menjelajahi Lebanon dan Syiria yang mempunyai nilai sejarah di zaman Muawwiyah,” ungkapnya.
Ketua Umum Forum Travel Partner Indonesia ini mengungkapkan, untuk mengikuti destinasi wisata ke Irak, Jamaah hanya perlu menggelontorkan uang sejumlah Rp 30 jutaan saja, dan dapat menikmati fasilitas penerbangan, jelajah wisata religi ke berbagai tempat di Irak.
“Insya Allah Satriani akan melakukan perjalanan series ke Irak, khususnya ziarah ke makam wali kutub yaitu Syekh Abdul Qodir Jaelani. Insya allah ke depan kita akan memberangkatkan lagi seri yang kedua yaitu bulan Mei, kemudian bulan September dan November di tahun ini,” pungkasnya.