Siaranindonesia.com – Jakarta Barat yang terdiri dari 8 kecamatan dan 56 kelurahan merupakan kotamadya di Jakarta yang mempunyai perpaduan antara kawasan hunian, industry, wisata, perdagangan dan Pendidikan dengan perpaduan ini menjadi Jakarta Barat memiliki keanekaragaman warga yang terdiri dari berbagai suku, etinis, agama dan latar belakang yang berbeda namun hidup berdampingan secara harmonis
Pertumbuhan ekonomi iringi dengan pertumbuhan penduduk meningkatkan jumlah generasi muda yang lahir di rentang tahun 1990 hingga 2000an menjadikan Jakarta Barat memiliki banyak generasi yang memerlukan lapangan pekerjaan.
Anak muda di JakartaBarat dikabarkan banyak memiliki prestasi yang baik, tercatat banyak sekolah-sekolah yang melahirkan juara di kancah nasional dan internasional dalam bidang keilmuan, begitu juga banyaknya tumbuh perguruan tinggi berkualitas di Jakarta Barat seperti trisakti, Bina Nusantara, Tarumanegara dan sebagainya.
Namun mengapa angka pengganguran masih cukup tinggi? Menurut Nugroho Putranto Pratomo atau yang lebih dikenal Tommy Pratomo yang juga seorang eksekutif swasta sekaligus dosen yang saat ini menjadi calon anggota DPRD DKI Jakarta dari PSI mengatakan bahwa system Pendidikan dan pola piker yang diberikan oleh Pendidikan formal di Indonesia khususnya Jakarta, masih selalu mengarahkan bahwa setelah lulus sekolah dan kuliah adalah mencari pekerjaan.
Padahal tidak selalu mesti anak muda yang mempunyai bakat dan keminatan mesti bekerja dengan orang lain, melainkan bisa membuat lapangan kerja bagi dirinya sendiri bahkan bagi orang lain.
Nugroho menambahkan bahwa perlu adanya perubahan dan penyesuaian dalam kurikulum dan sistem Pendidikan dimana perlu adanya peningkatan di bidang Pendidikan kewirasuahaan dan creativepreneur, sehingga siswa sejak dini sudah mempunya pola piker mandiri dalam menciptakan kesejahteraan bagi dirinya sendiri dan lingkungannya.
Selain itu Nugroho juga mengatakan bahwa pemerintah daerah perlu lebih menyikapi keseriusan dalam megatasi pengganguran dalam berbagai solusi nyata, seperti kolaborasi dengan swasta, program pendidikan pra kerja yang tepat guna bukan sekedar basa-basi serta komunikasi yang baik antara pelaku industry penyerap tenaga kerja, para lulusan sekolah dan perguruan serta dengan perangkat pemerintah daerah untuk dapat memberikan sinergi informasi tentang potensi lapangan pekerjaan.