Siaran Indonesia.com – Embung Daerah Aliran Sungai (DAS) Kalong yang berada di Desa Penimbun, Kecamatan Karanggayam Kabupaten Kebumen kondisinya memprihatinkan, endapan lumpur yang tinggi membuat embung ini lebih sedikit menampung air.
Disituasi kemarau pajang akibat Elnino ini, Embung Das Kalong, masih menjadi tumpuan harapan hidup warga RW 3 dan RW 4 Desa Penimbun, Kecamatan Karanggayam Kebumen.
Sekertaris Desa Penimbun, Simin Prayogi mengatakan, dalam kondisi kekeringan kemarau panjang ini warga masyarakat sekitar bergantung pada kesedian air embung yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, seperti mencuci, mandi hingga membersihkan perabotan rumah tangga.
“Musim kemarau air dari embung dipakai warga untuk mencuci dan mandi, untuk kebutuhan air minum warga biasanya membuat semur kecil disekitr bawah embung agar airnya lebih jernih,” kata Simin ditemui awak media di Kantor Desa Penimbun, Jumat (6/10/2023).
Simin menjelaskan, Embung DAS Kalong mulai dibangun pada tahun 2013 dan diresmikan oleh Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo pada tahun 2015 dengan luas lahan 494.1 KM.
“Dulu mulai dibangun dan pembebasan lahan masyarakat tahun 2013 dan diresmikan 2015 oleh Pak Gubernur, kalau nggak salah dulu biaya pembebasan tanah Rp 2 Miliar dan biaya pembangunan Rp 4 Miliar bantuan dari Provinsi Jawa Tengah,” kata Simin
Ia menyebut, hingga saat ini Embung masih dikelolo oleh Dinas PSDA Provinsi dalam hal ini Balai PSDA Progo Bogowonto Lukulo.
Selain digunakan warga untuk kebutuhan bersih-bersih, air Embung DAS Kalong juga digunakan untuk kebutuhan penyiraman tanaman petani musiman. Petani setempat mengambil air untuk menyiram tanaman palawija.
Sukiman (50) warga RT 2 RW 4 Desa Penimbun mengatakan, dirinya mengambil air embung untuk kebutuhan sehari-hari dan juga lahan pertanian. Sukiman merupakan salah satu dari sekian banyak warga yang mengambil air embung.
Pria yang bekerja sebagai petani ini tergolong lebih modern. Dirinya mengambil air embung dengan menggunakan mesin Steem. Saat ditemui awak media Sukiman sedang memasang mesin sedot steem untuk mengairi bambu yang hendak direndam selama setengah tahun.
“Ini mau masang dulu untuk kebutuhan pertanian dan merendam bambu untuk membangun rumah, ya kira-kira ini direndam setengah tahun,” katanya.
Terpisah, Kepala DPUPR Kebumen, Joni Hernawan melalui Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Alam, Saeful mengatakan, kondisi beberapa embung di Kabupaten Kebumen saat ini mengalami penurunan debit air. Hal itu disebabkan, mayoritas embung di kebumen merupakan embung penampung air hujan.
“Untuk embung yang berada di Daerah Aliran Sungai (DAS) hanya di Embung DAS Kalong di Desa Penimbun, Karangayam, itu dibangun dari bantuan provinsi dan dikelola oleh PSDA Provinsi juga,” katanya kepada media kemarin. (fur)