Toyota Mengklaim Dampak Krisis Chip Semikonduktor Terparah Ada di Jepang

- Jurnalis

Selasa, 1 November 2022 - 10:30 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Siaranindonesia.com – Toyota Motor Corporation mengklaim dampak terparah kelangkaan chip semikonduktor terparah dirasakan di Jepang dibandingkan dengan negara lain. Meski begitu, Toyota tetap mengklaim produksi kendaraan meningkat cukup pesat, yakni 30% pada September 2022.

Pada krisis kali ini, Toyota merasakan dampak terparah dibandingkan dengan pabrikan kendaraan lain. Krisis ini membuat Toyota terpaksa mengurangi target produksi tahunan.

Dikutip dari Reuters, diketahui Toyota memproduksi 887.733 kendaraan secara global pada September 2023. Jumlah tersebut meningkat hingga 73% di bulan yang sama pada tahun sebelumnya.

Kendati demikian, juru bicara Toyota mengungkapkan bahwa perusahaan Toyota tidak melihat pencapaian di bulan September sebagai keuntungan, melainkan sebagai upaya pemulihan.

Sekadar informasi, penjualan global pada periode Juli-September meningkat 4%. Pada bulan April Toyota berupaya Toyota memproduksi 4.482.600 unit kendaraan di seluruh dunia.

Menurut jumlah tersebut, terjadi peningkatan hingga 10% pada tahun ini, tetapi masih kurang 5% lagi di tahun ini karena sudah memproduksi 9,7 juta kendaraan untuk mencapai rekor baru.

Di sisi lain, penutupan pabrik Toyota di Rusia lantaran invasi ke Ukraina membuat pihak Toyota optimis bisa meraih target produksi hingga 9,7 juta unit kendaraan pada Maret 2023.

“Meski Toyota baru-baru ini mengatakan ada kemungkinan kuat untuk merevisi target 9,7 juta, jumlah produksi itu sendiri telah meningkat jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya,” kata Seiji Sugiura, analis senior di Tokai Tokyo Research Institute seperti dilansir Reuters.

“Jadi, meski jumlah kendaraan tidak seperti yang diharapkan Toyota, saya yakin ini bergerak menuju pemulihan produksi. Untuk saat ini, kita akan melihat kembali penjualan dengan jumlah produksi,” ungkapnya.

Toyota sudah memberi peringatan kepada pemasok untuk menetapkan target global menjadi 9,5 juta kendaraan dan mengisyaratkan sampai perkiraan dapat diturunkan, tergantung pada pasokan baja.

Oleh karena itu, Toyota mempunyai strategi untuk dapat memproduksi kendaraan 12% lebih tinggi dibandingkan enam bulan sebelumnya.

Adapun para pemasok Toyota antara lain, Aichi Steel Corp, meyakini target produksi kendaraan masih di bawah sembilan juta unit.

Komentar Facebook

Berita Terkait

Di Penghujung Akhir 2024, Penjualan Mobil Suzuki Melambung 10%, Ini Pendongkraknya!
Toyota Eco Youth (TEY) ke-13 Masuki Tahap Pendampingan Finalis
GWM Indonesia Resmikan Dealer Pertama di Jawa Barat
HUT ke-18, Innova Community Sebarkan Semangat Netralitas Karbon
Uji Emisi Jadi Syarat Perpanjanggan STNK, Ini yang Dilakukan Bengkel Auto2000
SMP Kemala Bhayangkari 2 Trip To Yogya 2024 Bersama Dirgantara AIA Tour Travel
AHM Luncurkan Rebel 1100 Bagi Pecinta Big Bike Cruiser
Mobil Tua Tak Boleh Lagi Beroperasi di Jakarta, PPKMI Bali Siap Tampung!

Berita Terkait

Sabtu, 22 Maret 2025 - 03:58 WIB

Pernikahan Budak Pesek dengan Sepupu Nabi Muhammad Saw dan Islam tentang Keturunan Istimewa

Kamis, 6 Maret 2025 - 11:20 WIB

Ridwan Hisyam: Umrah, Kekuasaan, dan Resonansi Semesta

Senin, 10 Februari 2025 - 21:28 WIB

Membangun Generasi Tanpa Perundungan Melalui Humanitarian Seminar

Jumat, 6 Desember 2024 - 12:26 WIB

Masa Depan Demokrasi Keerom Pasca Pilkada 2024

Selasa, 19 November 2024 - 20:52 WIB

Pengamat : Elektabilitas Paslon Didukung Kekuasaan Bertumbangan, Publik Makin Cerdas Berpolitik

Minggu, 3 November 2024 - 11:00 WIB

Sujud & Cabup Kebumen Arif Sugiyanto Bisa Potensi Kena UUITE

Minggu, 20 Oktober 2024 - 16:31 WIB

Hati-Hati, Bansos Jadi Alat Politik di Pilkada Kebumen!

Minggu, 20 Oktober 2024 - 13:41 WIB

UMKM di 2024 Harus Memiliki Straregi Bisnis yang Dinamis dan Responsif

Berita Terbaru