Ketua Asosiasi Santri Pecinta Bola (ASPB) Gus Mat mengaku prihatin dengan PSSI. Dikatakan, PSSI selalu berkata menjamin aman dan tidak akan terulang tiap peristiwa mengerikan yang menumpahkan nyawa, namun faktanya nyawa yang terkapar justru semakin bertambah. Baru saja kejadian di Bandung beberapa bulan lalu, dan PSSI berjanji tidak akan terulang, namun kenyataannya justru kembali terjadi di Kanjuruhan, Malang, dengan korban bertambah. Ratusan nyawa terkapar mengerikan.
Pada saat yang sama, janji PSSI yang sudah berulang-ulang kali terkesan belum terlihat pertanggungjawaban seriusnya dan mengesankan seakan janji PSSI sudah benar. Ia pun berharap, janji PSSI dan realita di lapangan menjadi pertimbangan FIFA atas PSSI.
“1 nyawa tidak bisa dihargai dengan semua kompetisi. Apalagi ratusan nyawa. Miris ini selalu berulang. Berulang janji, berulang korban nyawa,” harap Gus Mat dengan mata berkaca dalam ziarah di Magelang, Kamis, (06/10/2022).
Pada saat yang sama, sikap PSSI baik peristiwa di Bandung maupun peristiwa di Malang, justru sibuk berhitung uang. Sebagaimana sikap PSSI yang terkesan “memaksa” 250 juta dari Arema FC. Disisi lain, pernyataan-pernyataan Ketua PSSI Iwan Bule yang terkesan meremehkan permintaan pertanggungjawaban dari publik.
Sehingga menjadi tanda tanya oleh publik, dimana janji amannya, dimana rasa berkabungnya, dan apakah PSSI mencari uang diantara nyawa yang melayang. Serta sejumlah pertanyaan-pertanyaan publik lainnya.
“PSSI seharusnya fokus pertanggungjawaban nyawa, bukan justru hanya peduli dengan kompetisi dan uang,” harapnya.