Siaranindonesia.com – Sebuah kisah inspiratif dari seorang wanita tangguh, Nani Maryati. Semula ia sempat terpuruk karena perekonomian keluarganya yang tak stabil. Bahkan beberapa bulan setelah menikah, Nani harus menerima kenyataan pahit dimana suaminya menderita lumpuh. Namun kenyataan itu tak membuatnya putus asa, bahkan menjadikannya semakin tegar.
Seiring berjalannya waktu, sang suami pun mulai pulih dan perekonomian keluarganya mulai stabil. Namun semangat Nani untuk terus berusaha tak pernah surut. Dia tetap berupaya agar tidak terlalu mengandalkan pendapatan suaminya. Akhirnya dia pun memutuskan untuk memulai usaha yaitu dengan membuat taplak meja rajutan. Kebetulan Nani memiliki ketrampilan dalam merajut. Sejak saat itu dia mulai fokus mengembangkan ketrampilan tersebut dimana setiap hari dia selalu asyik merajut.
Tanpa disangka, seorang temannya tertarik dengan produk buatan Nani. Dia memesan 10 pasang sepatu bayi rajutan untuk dijual kembali. Nani menyanggupi pesanan itu. Dengan modal Rp 500 ribu, pesanan itu mampu diselesaikan. Itulah pesanan pertama y diterima Nani, yang kemudian berlanjut pada pan-pesanan berikutnya.
Sejalan dengan meningkatnya permintaan, Nani pun membutuhkan tambahan modal Kebetulan ada PNM Mekaar
yang saat itu sedang melakukan sosialisasi di sekitar tempat tinggalnya. Kesempatan itu dimanfaatkan Nani dengan bergabung menjadi anggota kelompok. Dia pun mendapatkan pinjaman pertama sebesar Rp 2 juta yang dia gunakan untuk pengadaan bahan baku.
Dengan volume produksi yang semakin banyak dan kesibukan yang semakin meningkat, namun Nani tak pernah absen menghadiri pertemuan mingguan di kelompoknya. Dia pun tak pernah lalai mengangsur pinjamannya. Setelah pinjaman pertama lunas, Nani langsung mengajukan pinjaman ke-2 sebesar Rp 3 juta, yang semuanya digunakan untuk tambahan modal usaha.
Untuk meringankan dalam proses produksi, Nani menerapkan pola kemitraan dengan melibatkan ibu-ibu di sekitarnya. Nani menyediakan bahan baku dimana pengerjaannya bisa dilakukan di rumah masing-masing. Tak kurang dari 40 ibu yang terlibat dalam usaha ini yang juga tergabung dalam kelompok Mekaar. Kehadiran Mekaar sangat membantu dalam memajukan usaha yang terbukti mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
Nani menyadari bahwa apa yang dia capai sekarang tak lepas dari ujian yang pernah dia alami di awal kehidupan rumah tangganya. Allah melatihnya untuk tegar di saat suaminya sedang sakit, dan itu menjadi modal penting ketika dia membangun usahanya. (AAJ/Rismamei)