Jakarta – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menyambut baik keputusan Arab Saudi yang telah mencabut larangan perjalanan warga negaranya ke Indonesia beberapa waktu lalu. Hal ini merupakan kabar baik bagi sektor pariwisata Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Dewan Pembina Asosiasi Penyelenggaraan Haji Umrah dan Inbound Indonesia (Asphurindo) KH. Hafidz Taftazani menyatakan bahwa hal itu harus direspon dengan baik. Bahkan, Indonesia juga harus belajar terhadap Arab Saudi terkait dengan persoalan wisata yang ada di negaranya.
“Perlu diketahui oleh Menteri Pariwisata, Menlu dan Kementerian Luar Negeri bahwa orang Saudi sangat menghormati kepada orang yang ingin pergi ke Saudi. Oleh karena itu, mereka memberikan pelayanan dan penjaminan keamanan yang terbaik,”ucap Kiyai Hafidz.
Menurut Pria Lulusan Universitas Ummul Quro, Arab Saudi, salah satu yang dilakukan Saudi adalah dengan memberikan persyaratan kepada visa yang digunakan oleh turis.
“Visa hanya diberikan kepada orang yang masuk ke Saudi jika hotelnya baik di Makkah atau di Madinah atau di al’ula (madain sholeh) sudah oke, transpornya sudah oke, tiket pesawatnya (PP) sudah oke, begitu juga dengan transportasi seperti bus saat berada di Saudi, Tour guidenya sudah oke,” sebutnya.
Hal tersebut menurut KH Hafidz betul-betul menghormati dan memberikan jaminan kepada siapapun yang berada diisana, bahkan termasuk asuransi perjalanannya.
“Kebaikan harus kita balas dengan kebaikan pula. kita harus ada perwakilan-perwakilan yang siap menampung dan memberikan pelayanan terbaik kepada orang Saudi. Baik hotel di Jakarta, di Bandung, serta wilayah-wilayah lain yang dikunjungi oleh orang Saudi. Dengan memberikan pelatanan trasnpor dalam negeri, tour guide maupun asuransinya, dengan makanan yang cocok bagi mereka,” jelas KH. Hafidz.
Dengan dicabutnya larangan warga Arab Saudi ke Indonesia maka kedepan harus tidak boleh terjadi lagi ada orang Arab Saudi yang datang hanya diterima oleh seorang supir yang pernah bekerja di Arab. Jangan sampai orang Arab Sadui ke Indonesia ditinggal karena tidak didampingi tour guide dan nyasar kemana-mana.
“Asphurindo sudah berkali-kali mengadakan pelatihan internasional tentang melayani inbound dari mancanegara khususnya Halal Tour, Kemenparekraf maupun Kementerian Luar Negeri bisa menggunakan Asphurindo untuk sosialisasi haji umrah dan inbound Indonesia serta untuk bersinergi dengan para biro travel yang kompeten terkait hal ini, baik di Arab Saudi ataupun di Indonesia,” ungkapnya.
Sehingga, lanjutnya, visa-visa yang dari Arab maupun Indoensia dapat ditangani oleh Asphurindo. Hal ini semata-mata untuk menjamin dan menghormati keselamatan warga Arab Saudi selama berada di tanah air.
Dalam prosesnya, maka warga Arab Saudi yang akan datang ke Indonesia disuruh milih ketika waktu beli tiket ditawarkan travel yang digunakan travel apa, maskapai ya apa, Tour guidenya siapa dan dari mana.
“Sebuah perjalanan yang dilakukan warga Saudi ketika ke Indonesia harus dituangkan dalam bentuk draft perjanjian seperti halnya ketika kita warga Indonesia menjalankan perjalanan ke Saudi,” sambungnya.
“Sungguh jika ini terjadi, kita sangat menghormati warga Arab Saudi yg datang ke Indonesia seperti warga Saudi menghormati warga indonesia yg tinggal di Saudi,” pungkasnya.