SEMANGAT KARTINI SEMANGAT WANITA INDONESIA
Oleh: Patriawati Narendra, S.K.M., M.K.M
Tulisan ini saya persembahkan khusus untuk para Wanita INDONESIA
Raden Ajeng Kartini, beliau lahir dari keluarga Aristokrat, anak Bupati Jepara, meskipun begitu tidak membuat Kartini terbebas dari belenggu Feodalisme yang mengakar kuat pada masa itu. Diskriminasi gender dalam hal pendidikan sangat dirasakan Kartini waktu itu. Keturunan bangsawan yang ingin memerdekakan kaumnya, sarat dengan intelektualitas, berpikiran luas dan rasional membuat Kartini muda bangkit. Kartini menuntut kebebasan bangsanya dalam menuntut keterbukaan informasi dan pendidikan yang telah sekian lama terkekang terlebih pada pembatasan gerak perempuan padahal perempuan adalah guru sejati bagi anak-anaknya, dengan demikian secara praktis terjadi pembodohan generasi bangsa. Dia adalah wanita pertama yang memikirkan tentang keseteraan strata, dia juga yang memikirkan bahwa wanita juga berhak mendapatkan pendidikan, tidak hanya laki-laki. Dia adalah orang yang membenci feodalisme.
Perbedaan pelakuan kaum perempuan di Eropa dan kaum perempuan pribumi, serta perbedaan cara berpikir antara Eropa dan Pribumi membuat Kartini semakin ingin keluar dari belenggu feodal dan diskriminasi, daya kritis Kartini bahkan tumbuh saat dia terbelenggu. Pengetahuan yang luas tercermin dari kuatnya karakter kepribadian seorang Kartini. Kegemarannya membaca berbagai literatur dari Belanda dan Eropa, semakin membuka cakrawala pemikiran akan kebebasan menentukan tujuan dan arah hidup kaum perempuan agar terbebas dari diskriminasi gender, dimana kala itu kaum perempuan dilarang untuk mengeyam pendidikan tinggi. Oleh karena itulah Kartini menyadari bahwa tradisi feodal yang sedang berlaku di negaranya, sangat tidak baik dilestarikan.
Kartini menentang feodalisme. Dia adalah wanita yang sangat mencintai rakyatnya dan tanpa ragu mempelajari dunia asing tetapi tetap memegang teguh identitas bangsanya. Keberaniannya menentang feodalisme dan diskriminasi gender terungkap dalam kutipan yang ditulis Kartini “Barang siapa tidak berani, dia tidak bakal menang”, “Kami di sini memohon diusahakan pengajaran dan pendidikan anak-anak wanita, bukan sekali-kali karena kami menginginkan anak-anak wanita itu menjadi saingan laki-laki dalam hidupnya. Tapi karena kami yakin akan pengaruhnya yang besar sekali bagi kaum wanita, agar wanita lebih cakap melakukan kewajibannya yang diserahkan alam (sunatullah) sendiri ke dalam tangannya , menjadi ibu, pendidik manusia yang pertama-tama”, demikian kutipan surat Kartini kepada Prof. Anton dan Nyonya yang ditulis pada bulan Oktober 1901, sungguh betapa kuatnya keinginan Kartini untuk bangkit melawan segala keterpurukan yang ada. Sejak saat itu, dia berkeinginan dan bertekad memajukan wanita pribumi. Adapun langkah untuk memajukan itu menurutnya bisa dicapai melalui pendidikan.
Untuk merealisasikan cita-citanya itu, dia mendirikan sekolah gratis untuk anak gadis di daerah kelahirannya, Jepara, di sekolah tersebut diajarkan pelajaran menjahit, menyulam, memasak, dan sebagainya. Cita-cita luhur R.A Kartini adalah perempuan pribumi dapat menuntut ilmu dan belajar. Perjuangan Kartini membuahkan hasil pada tahun 1912, berdirilah Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang kemudian meluas ke Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon serta daerah lainnya. Sekolah tersebut kemudian diberi nama “Sekolah Kartini” untuk menghormati jasa-jasanya.
Kartini berjuang lewat tulisan. Beliau adalah tokoh yang sangat berjasa dan menginspirasi. Gagasan-gagasan baru Kartini mengenai emansipasi atau persamaan hak wanita pribumi, dianggap sebagai hal baru yang dapat merubah pandangan masyarakat. “Door Duisternis tot Licht” atau “Habis Gelap Terbitlah Terang”, adalah judul buku dari kumpulan surat-surat Raden Ajeng Kartini. Surat-surat yang dituliskan kepada sahabat-sahabatnya di negeri Belanda itu kemudian menjadi bukti betapa besarnya keinginan dari seorang Kartini untuk melepaskan kaumnya dari diskriminasi yang sudah membudaya pada zamannya sekaligus menjadikan Kartini menjadi wanita fenomenal pertama di Indonesia, sebagai tonggak emansipasi wanita karena memperjuangkan kesetaraan wanita. Mimpi dan cita-cita Kartini sangat berpengaruh besar dalam mendorong kemajuan wanita Indonesia karena isi tulisan itulahyang telah menginspirasi dan menjadi sumber motivasi perjuangan bagi kaum wanita Indonesia hingga sekarang.
Kartini adalah simbol dari kecerdasan, kemandirian, keuletan dan keberanian seorang wanita Indonesia. Dia adalah teladan bagi rakyat Indonesia tentang potret sikap seorang wanita yang berani mengambil sikap namun tidak mengabaikan norma-norma yang dimilikinya. Tulisan-tulisan Kartini mengandung makna Ketuhanan, Kebijaksanaan dan Keindahan, Peri Kemanusiaan dan sarat akan Nasionalisme. Berkat perjuangan Kartini kini kaum perempuan dapat lebih maju memberikan kontribusi untuk kejayaan negeri dan memiliki kesempatan yang sama untuk menggenggam dunia. Semangat Kartini adalah semangat wanita Indonesia…terimakasih R. A Kartini, terimakasih Indonesiaku…