Siaranindonesia.com-Invasi Rusia ke Ukraini mengakibatkan bukan hanya suara meriam Rusia membuat takut ratusan mahasiswa China di Kyiv, ibu kota Ukraina. Mereka pun kini menjadi tidak nyaman untuk menonjolkan diri sebagai Orang China.
Wang salah seorang Mahasiswa asal China mengatakan orang-orang Ukraina sekarang menolak untuk berada di dekat mereka. Hal ini dipicu oleh sikap pemerintah China yang menolak mengkritik agresi Rusia. Selain itu, netizen China ramai-ramai memuji pemerintah Rusia di media sosial, sehingga semakin mencoreng citra negeri tirai bambu.
Warga China di Ukraina telah melaporkan insiden kekerasan yang dilakukan warga setempat. Beberapa dari mereka mengaku telah diserang, kejadian tersebut terjadi sejak Jumat Minggu lalu.
Akibat insiden kekerasan, Beijing buru-buru mengevakuasi warganya dari Ukraina. Sebanyak 600 pengungsi pertama dibawa ke Moldova pada Senin lalu, 28 Februari 2022. Wang termasuk di antara 1.000 lainnya yang menunggu untuk berangkat ke Slovakia dan Polandia pada Selasa.
Kedubes China di Kiev pekan lalu awalnya merekomendasikan warga China di Ukraina untuk menjaga keamanan diri sendiri. Namun peringatan itu berubah lagi dengan meminta warga China tidak menonjolkan diri. “Jangan mengungkapkan identitas Anda atau menampilkan tanda pengenal sesuka hati,” kata kedutaan dalam pesan di WeChat, Sabtu pagi pekan lalu.
“Lebih aman sekarang berpura-pura Anda orang Jepang,” saran seorang pengguna internet di situs media sosial China.
Sejak 2013, perusahaan milik pemerintah China telah berinvestasi dalam peternakan babi, produksi pakan dan infrastruktur ekspor di Ukraina. Sebaliknya Ukraina menjadi sumber impor jagung terbesar dari China.
“Ukraina berada di tengah-tengah koridor menuju Eropa, negara besar yang tertarik untuk terlibat dengan China,” kata Elizabeth Wishnick, seorang analis dari CNA.
(Sumber : Tempo)