Yogyakarta, Nur Institute kembali menyelenggarakan diskusi publik dengan tema “Sinergisitas Aktualisasi TNI adalah Kita”. Diskusi yang diselenggarakan Minggu, 26/12/2021 itu diselenggarakan via zoom, live youtube, dan live instagram dengan menghadirkan Narasumber dari lintas perpektif. Pada kesempatan itu dihadiri langsung oleh Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani, Presiden Asia Afrika R, Sadam Al Jihad, Marhendra Handoko Alumni Lemhanas DIY, dan Fandi Ahmad Saiful Hidayat mahasiswa pascasarjana University of Melbourne.
Semula diskusi ini mengundang Panglima TNI Jendral Muhammad Andika Perkasa sebagai Keynote Speech, namun saat dikonfirmasi beliau berhalangan hadir lantaran tengah bertugas keliling dalam rangka menjaga stabilitas nasional peryaan hari natal dan tahun baru 2021. Namun, secara pribadi beliau sangat mengapresiasi adanya diskusi ini dan menyampaikan salam bangga kepada nur institute yang telah menyelenggarakan diskusi publik, dan tidak lupa belaiu menghaturkan salam hormat kepada para narasumber serta permintaan maaf belum berkesempatan hadir untuk berdiskusi bersama.
Diskusi Publik kali ini mengulas dimensi historis, filosofis, dan yuridis yang melatari visi TNI adalah Kita. Secara historis, perjuangan TNI yang dikuatkan dengan kekuatan rakyat Indonesia dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan dimensi yang melandasi kedekatan TNI dan rakyat. Hal ini pula yang ditekankan oleh Panglima Jenderal Andika Perkasa yang memberi spirit dan menggalang kekuatan TNI untuk melebur bersama rakyat melalui visi TNI adalah Kita.
Pada kesempatan pertama mengawali diskusi, Hendra Handoko menyampaikan beberapa aspek penting yang melandasi visi TNI adalah Kita. “TNI adalah Kita bukan sekadar jargon, tetapi memiliki dimensi filosifis, historis, dan yuridis. bahwa kehadiran TNI adalah dalam rangka mempertahankan kedaulatan negara dan melindungi segenap tumpah darah indonesia. Dengan visi TNI adalah Kita, hendak menegaskan kekuatan utama TNI adalah melebur bersama rakyat. ungkapnya”.
Dari persepektif geo politik, R. Sadam Al Jihad selaku Presiden Pemuda Asia Afrika secara optimistis melihat visi TNI adalah Kita sebagai jawaban atas masalah-masalah yang tengah dihadapi oleh bangsa indonesia. selain itu, ia melihat visi TNI adalah Kita dari perspektif geo politik internasional. “Visi ini menunjukan ada upaya serius yang dilakukan oleh Panglima TNI dalam menyelesaikan berbagai masalah indoensia dengan kekuatan diplomasi kawasan. Visi ini juga sebagai pengingat kepada dunia, bahwa dalam pertahanan kedaulatan dan keutuhan negara, TNI meleburkan kekuatannya bersama rakyat dengan ini Indonesia secara optimis akan kembali menjadi macan asia”. Tegasnya.
Melanjutkan perspektif geo politik, dalam pandangan yang lebih spesifik menyangkut politik kawasan Indo-Pacific, Fandi Ahmad Saiful Hadi menegaskan, “Aktualisasi TNI adalah Kita akan ditentukan tergantung pada bagaimana keberpihakan TNI dalam arus politik indo-pacifik, terlebih dominasi kekuatan koorporasi asing terhadap sumber daya indonesia, seperti obor China. dengan itu, kita akan melihat aktualisasi dari TNI adalah Kita dapat pula dilihat dari keberpihakan TNI apakah berpihak kepada rakyat atau koorporasi multinasional?”. Tandasnya memberikan Apresiasi atas Visi TNI adalah Kita.
Melengkapi materi dari narasumber sebelumnya, Bupati Luwu Utara secara elaboratif melihat aktualisasi itu dalam dimensi dan lanskap yang regional, “Jika kita telah melihat visi TNI adalah Kita dari perspektif Internasional dan Nasional, maka sangat penting pula untuk kita lihat bagaiaman aktualisasi sinergitas TNI adalah Kita dalam perspektif lokal di daerah-daerah. Di Kabupaten Luwu Utara, kami menyaksikan betul bagaimana kehadiran TNI di tengah-tengah masyarakat. TNI selalu hadir dan melebur bersama masyarakat. ketika terjadi bencana alam, kita melihat TNI yang pertama berjibaku membantu masyarakat ketika masyarakat kesusahan. Kami mengerti betul, bagaimana aktualisasi TNI adalah Kita sebagai Visi yang lahir dan tumbuh dari masyarakat oleh masyarakat, dan untuk masyarakat”. Ungkapnya.
Sebagai informasi , Jendral Muhammad Andika Perkasa dalam mewujudkan visinya memiliki delapan fokus guna perbaikan matra TNI. Pertama, menegaskan agar tugas TNI dikembalikan sesuai perundang-undangan. Kedua, akan fokus pada operasi pengamanan perbatasan. Ketiga, menekankan pada kesiapsiagaan TNI, misalnya dalam operasi perang maupun di luar perang. Keempat, matra TNI serius dengan siber. Kelima, memperkokoh kesatuan antarmatra bisa lebih ditingkatkan. Keenam, soal intelijen di daerah. Ketujuh, integrasi TNI, dan kedelapan adalah menguatkan diplomasi militer.