Legenda Rasa Kerupuk Usek di Jawa Tengah

- Jurnalis

Jumat, 24 Desember 2021 - 22:04 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Siaranindonesia.com– Bagi wisatawan yang berkunjung ke Jawa Tengah pasti tidak asing dengan kerupuk Usek. Kerupuk ini dikenal dengan nama kerupuk miskin atau kerupuk melarat, tapi warga di desa Kabundelan lebih suka disebut dengan kerupuk usek.

Menurut mereka kerupuk miskin atau melarat kurang pas disandang kerupuk ini, karena biasa disantap oleh semua kalangan masyarakat. mengingat proses yang di panaskan dengan pasir kerupuk usek bisa disebut juga dengan nama kerupuk tayamum.

Soal nama tidak perlu di perdebatkan yang terpenting kerupuk usek ini dilestarikan sebagai identitas turun temurun kudapan dari Jawa Tengah.

Adapun proses produksinya bisa kita ambil contoh produksi kerupuk usek di Kabundelan Kelurahan Karangasem Selatan Kecamatan Batang. Proses pembuatan kerupuk di awali dengan membuat adonan terlebih dahulu. Tidak tanggung tanggung,  produksi kerupuk ini bisa menghabiskan 500kg tepung tapioka dan melibatkan 15 pekerja dalam satu kali pembuatan.

Proses selanjutnya siapkan tepung kemudian siram dengan air panas sambil di aduk, campurkan bumbu yang sudah di larutkan, aduk sampai adonan kerupuk berubah menjadi kalis.  Setelah dicetak adonan dikukus dalam pembuatan kerupuk usek peralatan yang dipakai sangat tradisional tanpa bantuan mesin sama sekali.

Jika sudah tertata rapi adonan kerupuk bisa dikukus selama 30menit, di Kabupaten Batang kukusan ini disebut dengan rangsangan. Satu kali pengukusan rangsengan bisa menampung ratusan teplek.

Adapun bahan bakar yang di pakai dalam proses kukus adalah sekam padi, sekam dianggap memiliki panas yang stabil dan tidak menghasilkan asap berlebih. Setelah matang angkat adonan dan angin anginkan lalu jemur. Penjemuran kerupuk usek masih mengandalkan sinar matahari. Saat cuaca panas hanya dibutuhkan satu hari sampai kerupuk kering.

Penggorengan kerupuk usek menggunakan alat yang di modifikasi dari drum. Alat ini disebut molen yang digerakkan dinamo listrik. Setelah pasir dipanaskan, masukkan kerupuk dan masak sampai mengembang.

Pasir yang digunakan ini bukan pasir biasa tapi jenis pasir gunung atau pasir sungai yang telah di sterilkan. Pasir ini digunakan juga karena tidak mudah menempel pada permukaan kerupuk. Kerupuk usek disebut rendah kolesterol karena proses penggorengannya tidak menggunakan minyak.

peminat kerupuk ini lumayan banyak selain cemilan sehari hari kerupuk ini juga hadir dalam berbagai acara mulai dari perkawinan pindah rumah dan lain lainnya kerupuk usek siap dikirim ke sejumlah wilayah di Indonesia untuk 1kg kerupuk usek mentah di banderol Rp 12.000

Komentar Facebook

Berita Terkait

Ketua Gerakan Santri Mengabdi: Pemangkasan DAK dan DAU Jadi Pemicu Optimalisasi Kapasitas Daerah
FGMI Mengajak Semua Pihak Untuk Tidak Membuat Opini Tendensius Terhadap Kapolres Jaksel Dalam Kasus AKBP Bintoro
BMI Dukung Penuh AHY Untuk Kembali Pimpin Demokrat
Waketum ABDSI, Hadiri Fortune Indonesia Summit 2025
Ketua JMSI Papua Tengah Hadiri Fortune Indonesia Summit 2025
Hingga Kini, SK Pelantikan DPRD Kab Nduga Belum Diproses Biro Hukum Provinsi
Brighton Real Estate Luncurkan Tiga Inovasi Untuk Mendukung Pertumbuhan Industri Properti Indonesia
Keluarga Besar Karanganyar Roma Dukung Pejuang Mata Uang Rupiah Jadi Pahlawan Nasional

Berita Terkait

Senin, 10 Februari 2025 - 23:28 WIB

Ketua Gerakan Santri Mengabdi: Pemangkasan DAK dan DAU Jadi Pemicu Optimalisasi Kapasitas Daerah

Senin, 10 Februari 2025 - 10:40 WIB

BMI Dukung Penuh AHY Untuk Kembali Pimpin Demokrat

Jumat, 7 Februari 2025 - 13:28 WIB

Waketum ABDSI, Hadiri Fortune Indonesia Summit 2025

Jumat, 7 Februari 2025 - 13:24 WIB

Ketua JMSI Papua Tengah Hadiri Fortune Indonesia Summit 2025

Selasa, 4 Februari 2025 - 18:53 WIB

Hingga Kini, SK Pelantikan DPRD Kab Nduga Belum Diproses Biro Hukum Provinsi

Minggu, 2 Februari 2025 - 16:58 WIB

Brighton Real Estate Luncurkan Tiga Inovasi Untuk Mendukung Pertumbuhan Industri Properti Indonesia

Sabtu, 1 Februari 2025 - 15:47 WIB

Keluarga Besar Karanganyar Roma Dukung Pejuang Mata Uang Rupiah Jadi Pahlawan Nasional

Jumat, 31 Januari 2025 - 21:21 WIB

BUMP dan Crew 8 ke Wamentrans Viva Yoga: Silaturahmi untuk Memberdayakan Petani Transmigran

Berita Terbaru